KUPANG, berandanusantara.com – Temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan NTT tanggal 17 Januari 2020 atas pengelolaan dana pihak ketiga pada PT. SNP Finance, dijelaskan bahwa sudah ada putusan Pengadilan Niaga dan diselesaikan oleh Kurator.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho kepada wartawan di Kupang, Rabu (7/7/2021) dalam perss conference menyebutkan, sudah ada putusan dari Pengadilan Niaga yang bertanggungjawab memeriksa, mengadili dan memberi putusan terhadap perkara kepailitan dan penundaan kewajiban dan pembayaran utang.
“Putusan Pengadilan Niaga tersebut menyatakan bahwa diserahkan ke kurator untuk penyelesaian masalah tersebut dan sejauh ini, kurator sedang bekerja, mengidentifikasi aset dan juga piutang untuk penyelesaian kewajiban,” jelas Dirut Alex dihadapan puluhan wartawan dari berbagai media.
Ia juga menegaskan, pihaknya telah mempertanggungjawabkan persoalan tersebut dihadapan forum RUPS Tahun 2019. “Kami tentu akan memeptuanggungjawabkannya, dan itu sudah kami pertanggungjawabkan di forum RUPS Tahun 2019. Sekarang masih dalam tahapan pemberesan tahapannya oleh kurator sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” tandasnya.
Dirut Alex yang saat itu didampingi Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu dan Direktur Pemsaran Kredit Paulus Steven Messakh memberikan apresiasi atas keterbukaan informasi saat ini tentanag inveastsi tersebut.
“Namun, keterbukaan informasi, mestinya diimbangi dengan mekanisme pemberitaan yang berimbang, cover both side, sesuai dengan kode etik jurnalistik agar tidak menyebabkan fitnah dan pembohongan terhadap publik, serta bias penafsiran,” ujarnya.
Tumbuh Positif
PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) mencatatkan sejarah terbaiknya di semester I Tahun Buku 2021 . Meski semua sektor ekonomi termasuk perbankan mengalami goncangan akibat gempuran Pandemi Covid-19, namun Bank NTT tetap tumbuh secara positif.
Berbagai terobosan cerdas dilakukan bukan saja untuk menjaga eksistensi bank, namun lebih dari itu, Bank NTT juga tetap berpikir untuk bagaimana usaha-usaha warga baik dalam skala mikro maupun makro tetap bertumbuh. Dan terbukti, tangan dingin para direksi menunjukan hasil yang sangat baik.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Aleksander Riwu Kaho dalam keterangan pers, Rabu (7/7/2021), membeberkan, perkembangan Rasio Keuangan Bank NTT pada posisi Juni 2021 yaitu CAR (Capital Adequancy Ratio) 21,85%, BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) menurun 81,99% jika dibandingkan dengan Juni 2020 yaitu 84,74% , LDR (Loan Deposito Ratio) 82,19%.
“Selain itu, indikator lainnya yang berpengaruh yaitu NIM (Net Interst Margin) 6,50%, ROA (Return On Asset) 2,40%, ROE (Return On Equity) 9,96%,” jelas Riwu Kaho.
Dia menjelaskan, selama ini kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) di Bank NTT sangat tinggi dan selalu menjadi catatan dan terus dikoreksi. Meski demikian, kata dia, kali ini dalam hal kredit bermasalah di Bank NTT justru ada catatan yang menggembirakan di semester I Tahun Buku 2021.
Lanjut Riwu Kaho, NPL pada Bank NTT menurun tajam pada posisi Juni 2021 yaitu 2,58% dibandingkan dengan posisi Juni 2020 yaitu 4,11%. Lewat kerja keras, NPL Bank NTT yang hampir menyentuh 5 % sebelumnya, akhirnya menurun. Namun dalam 3 bulan turun ke 3,48 % dan hingga akhir semester I atau posisi Juni 2021, NPL-nya turun menjadi 2,58%.
Sementara itu akibat dari penataan secara menyeluruh baik manajemen di Kantor Cabang dan Kantor Pusat, maka laba tercatat hingga akhir Juni 2021, mencapai Rp 190 Miliar. Tentu ini adalah pencapaian yang sangat luar biasa karena di sisi lain ada Pandemi yang mempengaruhi kinerja perbankan secara keseluruhan, namun ada catatan menggembirakan di Bank NTT.
“Pertumbuhan kredit pun menunjukkan angka yang luar biasa. Dalam setengah tahun, Bank NTT berhasil mencapai ekspansi Rp 1 Triliun. Padahal sebenarnya situasi sangat sulit untuk penyerapan kredit,” jelasnya.
Dari sisi aset, jelas Riwu Kaho, juga ikut mengalami pertumbuhan yakni 4,41 % (yoy), Rp 14,7 Triliun menjadi Rp 17,1 Triliun pada akhir Juni 2021. Peningkatan aset ini bersumber dari peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK), kredit dan asset lainnya. Dana Pihak Ketiga bertumbuh 5,55% (yoy) Rp. 12,7 Triliun menjadi Rp 13,4 Triliun di akhir Juni 2021. Tabungan dan deposito pun tumbuh 4,29% dan 24,40% sedangkan giro 15,42% akibat menurunnya Giro pemerintah daerah untuk penanganan Covid 19.
Penghimpunan dana pun memiliki catatan yang sangat siginifikan. Manajemen Bank NTT mampu menghimpun dana sebesar Rp 13 Triliun. Ini tercapai karena Bank NTT memiliki pemegang saham yang hebat dan luar biasa dalam hal komitmen. Juga dalam hal kemajuan Bank NTT. Karena itu, manajemen berterimakasih kepada pemegang saham atas komitmen yang tinggi untuk membesarkan Bank NTT sehingga mampu mencatatkan angka-angka spektakuler dalam semester I Tahun Buku 2021.
“Kiranya saran, teguran dan nasehat terus diberikan kepada manajemen sebagai motivasi untuk terus meningkatkan kinerja kedepan. Juga, semoga dengan kontribusi ini berdampak pada peningkatan PAD,” ujar dia.
Dikatakan Riwu Kaho, Bank NTT di tahun ini membuat gebrakan besar. Dalam melaksanakan fungsi utamanya yakni intermediasi keuangan, dihadirkanlah layanan-layanan baru yang serba digital. Layanan ini akan diluncurkan pada 17 Juli 2021 nanti, tepat di ulang tahun Bank NTT yang ke-59.
“Hal ini pantas dilakukan, karena Bank NTT ingin mempertegas statusnya sebagai Super Smart Bank,” katanya.
Menurut dia, akan ada beberapa fitur layanan m-Banking baru seperti setiap nasabah bisa melakukan inisiasi pinjaman, mengecek nilai rekening baik itu giro, tabungan maupun deposito. Kemudian ada virtual account, belanja online karena sudah terkoneksi dengan super aps.
Pada M-Banking yang baru, setiap nasabah bisa membayar tagihan Samsat, PBB, BPJS, serta uang sekolah. Ada juga akses pembayaran dengan menggunakan QRIS yang semula plafonnya Rp 2,5 juta naik menjadi Rp 5 juta.
“Untuk layanan serba digital ini, Bank NTT baru menerapkannya di dua kantor yakni di Kantor Cabang Utama (KCU) dan Kantor Cabang Khusus (KCK). Selanjutnya akan bertahap di kantor-kantor cabang yang lain,” jelasnya.
Dijelaskan Riwu Kaho, seluruh SDM yang ditempatkan di dua kantor ini melalui tahapan seleksi ketat. Mereka diantaranya security, cusstomer service (CS), teller, serta supervisor. Konsep berikutnya yakni digital lounge. Untuk hal ini, masih dalam tahapan develop dan mencari format yang tepat. Dalam digital lounge, Bank NTT akan mewujudkan layanan jasa perbankan yang di dalamnya ada café, ekonomi kreatif dan aktif selama 24 jam.
Dengan layanan-layanan seperti itu, Bank NTT seolah menemukan blue ocean strategy yang baru, dan tidak lagi bersaing di bisnis yang konvensional di laut yang merah, melainkan diciptakannya laut biru yang baru sehingga bisnis kreatif bank bisa bertumbuh. Thema yang diusung saat HUT ke-59 tahun ini adalah ‘Bank NTT Super Smart Bank menuju NTT Maju’.
“Thema ini sebagai tindaklanjut dari thema tahun 2020 di usia yang ke-58, yakni Bangkit, Bertumbuh, Berubah menjadi Smart Bank. Kiranya dengan kesamaan visi dan misi, mari kita membangun dan membesarkan Bank NTT, menuju Super Smart Bank untuk NTT,” pungkasnya.
Hadir dalam pemaparan laporan kinerja semester I Tahun Buku 2021, Direktur Pemasaran Kredit Bank NTT, Paulus Stefen Messakh, Direktur Kepatuhan, Hilarius Minggu dan Kepala Divisi Rencorcec, Endri Wardono. (*BN/MN)