KUPANG, BN – Gubernur NTT, Melki Laka Lena, dan Wakil Gubernur NTT, Johni Asadoma, melakukan peninjauan langsung ke Gudang Beras Bulog Alak pada Selasa (11/3/2025).
Langkah ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok beras bagi masyarakat NTT sekaligus mengendalikan inflasi daerah, sebagaimana yang tengah dijalankan oleh seluruh kepala daerah di Indonesia.
Dalam kunjungan ini, Gubernur dan Wakil Gubernur didampingi oleh sejumlah pejabat daerah, termasuk Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi NTT Flori Rita Wuisan, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Zet Sony Libing, serta beberapa pimpinan instansi terkait lainnya.
Kedatangan mereka disambut oleh Kepala Perum Bulog NTT, Himawan Nugraha, yang kemudian mengajak rombongan meninjau langsung stok beras dan minyak goreng. Dari hasil pemantauan, stok beras di NTT dipastikan mencukupi untuk dua hingga tiga bulan ke depan.
Selain memastikan ketersediaan beras reguler, Gubernur dan rombongan juga meninjau beras Fortivit yang diperuntukkan bagi program penanganan stunting. Himawan Nugraha menjelaskan bahwa beras ini mengandung vitamin yang baik untuk anak-anak dan telah terbukti memberikan manfaat dalam program sosial yang dilakukan di Kabupaten TTS tahun lalu.
“Beras Fortivit ini sangat baik karena mengandung vitamin yang dibutuhkan anak-anak, terutama bagi mereka yang kurang mengonsumsi sayur dan buah,” ungkapnya.
Setelah dari Bulog, rombongan melanjutkan kunjungan ke PT Pelindo – Terminal Petikemas Pelabuhan Tenau Kupang. Kedatangan mereka disambut oleh GM Pelindo Kupang, Zanuar Eka Wijaya, serta Kepala KSOP Kelas III Kupang, Simon B. Baon.
Gubernur Melki menyampaikan rencana menjadikan NTT sebagai salah satu pintu utama impor di Indonesia.
“Jika Presiden Prabowo menetapkan NTT sebagai pintu masuk impor, kita harus siap dengan segala fasilitasnya,” ujar Gubernur Melki.
GM Pelindo Kupang menyebutkan bahwa jumlah peti kemas yang masuk ke NTT pada tahun 2024 mencapai 142.000 unit, meningkat dari 138.000 unit pada tahun sebelumnya. Namun, ia menekankan perlunya dukungan kawasan industri untuk menopang arus logistik.
“Kami ingin berkoordinasi dengan Pemprov agar kawasan industri diperluas demi mendukung aktivitas pelabuhan,” ujar Zanuar Eka Wijaya.
Sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, Gubernur dan Wakil Gubernur juga melakukan pemantauan harga kebutuhan pokok di Pasar Oeba dan Pasar Oebobo. Mereka berbincang langsung dengan para pedagang untuk mengetahui perkembangan harga di lapangan.
Dari hasil pemantauan, harga bawang merah, bawang putih, dan sayuran terpantau stabil, sementara harga cabai masih fluktuatif. Harga telur mengalami sedikit kenaikan. (*/BN)