OESAO, BN – Kepala Puskesmas Oesao, Matelda Tabelak, mengungkapkan bahwa saat ini terdapat 376 anak yang terpapar stunting di wilayah pelayanan Puskesmas Oesao. Wilayah ini mencakup Kelurahan Babau, Kelurahan Oesao, Desa Oesao, Kelurahan Tuatuka, Kelurahan Merdeka, Desa Tuapukan, Desa Tanah Putih, dan Desa Oefafi.
“Jumlah ini berdasarkan data tahun 2024 yang mencatat 366 anak, dan pada Februari 2025 terjadi penambahan 10 anak,” ujar Matelda kepada media pada Jumat (14/3/ 2025) belum lama ini. Saat itu ia didampingi oleh Cornelia Muskanan, S.Gz, dan dr. G. Wildhana.
Matelda menjelaskan bahwa berbagai upaya telah dilakukan sejak 2024 untuk menangani anak-anak stunting. “Kami melibatkan tenaga medis, tim gizi, Puskesmas Pembantu (Pustu), kepala desa, serta semua pemangku kepentingan di wilayah fasilitas kesehatan Puskesmas Oesao. Tujuannya adalah memastikan semua faktor penyebab stunting, baik medis maupun sosial, dapat diatasi,” jelasnya.
Pihaknya juga gencar melakukan edukasi kepada orang tua dan masyarakat mengenai pentingnya gizi seimbang, pola asuh yang baik, serta kebersihan lingkungan guna mencegah stunting sejak dini.
Menindaklanjuti perintah Bupati Kabupaten Kupang, Yosef Lede, yang menargetkan penurunan angka stunting dalam periode Maret–Juni 2025, Puskesmas Oesao akan menerapkan strategi tambahan yang lebih intensif dan terfokus.
“Kami akan bekerja sama dengan pemerintah kelurahan dan desa untuk melakukan intervensi gizi, termasuk pemberian makanan tambahan kaya nutrisi bagi anak-anak berisiko tinggi serta ibu hamil dengan kekurangan gizi,” tambah Matelda.
Selain itu, pihaknya akan memperketat pemantauan dan evaluasi program serta berkolaborasi dengan pemerintah dan lembaga non-profit untuk memastikan tersedianya sanitasi lingkungan yang layak dan akses air bersih.
“Kami akan melakukan evaluasi berkala terhadap program yang berjalan untuk memastikan efektivitasnya. Jika diperlukan, kami siap melakukan penyesuaian agar penanganan stunting lebih optimal,” pungkas Matelda. (*/BN)