BERANDANUSANTARA.COM – Di banyak negara, foto pemimpin biasanya dipajang di kantor-kantor pemerintahan, sekolah, hingga fasilitas publik sebagai simbol kepemimpinan.
Namun, Presiden Senegal, Bassirou Diomaye Faye, justru menolak tradisi ini. Baginya, seorang presiden bukanlah sosok yang harus dipuja, melainkan pelayan rakyat.
Faye bahkan meminta agar para pegawai negeri menggantinya dengan foto anak-anak mereka. Alasannya? Agar setiap keputusan yang diambil selalu mengingat masa depan generasi mendatang.
“Saya tidak ingin foto saya ada di kantor,” ujar Faye, seperti dilansir Zambian Observer.
Alasan di balik sikapnya ini begitu menyentuh. Faye menegaskan bahwa dirinya bukan sosok yang perlu dipuja atau dijadikan ikon, melainkan hanya seorang pelayan bagi rakyat.
“Karena aku bukan Tuhan, bukan pula ikon, tetapi aku adalah pelayan bagi bangsa. Sebaliknya, taruhlah foto-foto anak-anakmu sehingga kamu akan melihatnya setiap kali hendak mengambil keputusan,” tuturnya.
Siapa Bassirou Diomaye Faye?
Lahir pada 25 Maret 1980, Faye adalah seorang politikus dan mantan inspektur pajak yang kini menjabat sebagai Presiden Senegal. Ia memenangkan pemilu 2024 setelah kandidat Ousmane Sonko didiskualifikasi.
Faye memiliki latar belakang akademis yang kuat. Ia meraih gelar master hukum dari Universitas Cheikh Anta Diop di Dakar dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Administrasi Nasional Senegal untuk menjadi inspektur pajak.
Sebagai seorang Muslim yang taat, ia resmi dilantik sebagai presiden pada 2 April tahun lalu. Dalam pidato pelantikannya, ia berjanji memerangi korupsi dan mereformasi ekonomi.
Langkah awalnya sebagai presiden adalah mengangkat Ousmane Sonko sebagai Perdana Menteri Senegal pada 5 April lalu.
Keputusan Faye untuk menolak pemujaan simbolik terhadap dirinya menunjukkan pendekatan kepemimpinan yang unik dan rendah hati. Baginya, yang lebih penting adalah fokus pada pelayanan bagi rakyat dan masa depan generasi mendatang. (*/BN/dari berbagai sumber)