Potensi Besar EBT di NTT, Gubernur Melki: Solusi Tantangan Energi di Masa Depan

  • Whatsapp
Gubernur NTT dalam acara Sharing Session dan Konsultasi Publik Rancangan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi NTT. (Foto: istimewa)

KUPANG, BN – Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi solusi utama dalam menghadapi tantangan energi di masa depan.

Berbeda dengan energi fosil yang semakin terbatas dan menghasilkan emisi gas rumah kaca, EBT lebih ramah lingkungan dan dapat diperbarui secara berkelanjutan. Pulau Sumba di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu wilayah strategis untuk pengembangan energi bersih ini.

Read More

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam acara Sharing Session dan Konsultasi Publik Rancangan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) Provinsi NTT, Selasa (11/3/2025), di Hotel Harper, Kupang, mengungkapkan bahwa NTT memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan.

“NTT memiliki kekayaan sumber daya energi terbarukan yang luar biasa, mulai dari panas bumi, tenaga angin, energi surya, tenaga air, arus laut, hingga biomassa. Ini adalah peluang besar bagi kita untuk mendorong transisi energi yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujar Melki.

Acara yang diinisiasi oleh MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia) ini mengusung tema “Membangun Swasembada Energi Bersih dari Desa.” MENTARI sendiri merupakan kemitraan energi rendah karbon antara Inggris dan Indonesia, yang telah berjalan sejak 2020 hingga 2025.

Gubernur Melki menyoroti bahwa pemanfaatan energi terbarukan di NTT masih jauh dari optimal. Saat ini, pemanfaatan sumber EBT di NTT baru mencapai 35,67 MW atau hanya 0,15 persen dari total potensi yang mencapai 23.812,5 MW.

“Ini adalah tantangan besar yang harus kita jawab dengan kerja keras dan kolaborasi,” tegasnya.

Dalam upaya mengakselerasi transisi energi, Program MENTARI telah menjalankan proyek percontohan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di dua desa di Sumba Tengah serta mendukung pelatihan di 42 lokasi penerima PLTS DAK di Sumba.

“Ini bukti nyata bahwa energi terbarukan berbasis desa dapat mendukung kegiatan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambah Melki.

Gubernur juga Melki menegaskan bahwa langkah ini selaras dengan Program Prioritas Nasional serta Program Quick Win NTT.

“NTT harus menjadi pelopor swasembada energi bersih yang tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan 2025-2030,” pungkasnya.

Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Sahid Junaidi, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra internasional.

“Kami dari Kementerian ESDM akan terus memastikan ketersediaan energi yang terjangkau. Sinergi ini bertujuan agar masyarakat memperoleh energi yang layak dan berkelanjutan,” jelasnya.

Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia, Amanda McLoughin, juga mengapresiasi program kemitraan MENTARI yang telah menghasilkan dokumen RUED pertama di Indonesia yang mengintegrasikan prinsip Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI).

“Ini merupakan tonggak sejarah dalam kemitraan Indonesia-Inggris. Kami berkomitmen untuk terus mendukung transisi energi yang adil demi masa depan yang lebih baik,” ujar Amanda. (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *