Plt Sekretaris DPRD NTT Sambut Kunjungan Pengurus Perempuan Sinode GMIT

  • Whatsapp
Plt Sekretaris DPRD NTT Alfonsius Watu Raka saat menyambut kunjungan pengurus Perempuan Sinode GMIT, di lobi kantor DPRD NTT. (Foto: dok Humas Setwan NTT)

KUPANG – Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Alfonsius Watu Raka, SE., MM., menerima kunjungan pengurus Perempuan Sinode GMIT, di Kantor DPRD NTT, Selasa (30/7/2024).

Kunjungan 65 pengurus yang berasal dari 57 Wilayah Pelayanan (Klasis) di GMIT merupakan bagian dari agenda Musyawarah Pelayanan (Muspel) Pengurus Perempuan Sinode GMIT ke-VIII yang berlangsung sejak tanggal 29 – 30 Juli di Gereja GMIT Paulus Naikoten I, Kota Kupang.

Read More

Pada kesempatan itu, Plt Sekretaris DPRD NTT Alfonsius Watu Raka, SE., MM., yang saat itu mewakili Ketua DPRD NTT mengapresiasi kunjungan tersebut. Menurut dia, kunjungan pengurus perempuan Sinode GMIT merupakan hal positif untuk memperkuat kapasitas perempuan dalam perspektif gender.

“Lewat kunjungan ini mereka bisa memaknai peran dan partisipasi perempuan dalam konteks pengambilan keputusan,” jelas Alfonsius Watu Raka.

Alfonsius mengungkapkan bahwa para kaum perempuan Sinode GMIT banyak menanyakan terkait tugas dan fungsi DPRD. Menurutnya, pengurus juga menginginkan peran serta perempuan dalam pengambilan keputusan perlu ditingkatkan.

“Terkait dengan pengarusutamaan gender atau pro gender bisa terwakili,” jelas Alfonsius.

Sementara itu, salah seorang pengurus Perempuan Sinode GMIT, Ekoningsih Lema menjelaskan, seluruh peserta Muspel datang dari 57 wilayah pelayanan (klasis) di GMIT dan dibagi menjadi empat kelompok.

“Yang mengunjungi DPRD NTT ini belajar tentang perempuan dan politik,” jelas Ekoningsih Lema.

Dia menjelaskan, dalam kunjungan ini para kaum perempuan GMIT mendapat informasi tentang cara kerja DPRD, kemudian terkait dinamika dalam memperjuangkan aspirasi kaum perempuan.

“Para kaum perempuan GMIT juga menanyakan terkait berbagai hal yang dibawa dari wilayah pelayanannya masing-masing,” jelas Ekoningsih.

Dia melanjutkan, kelompok lainnya ada yang belajar tentang perempuan dan ekonomi, perempuan dan kesehatan reproduksi, serta perempuan dan hukum yang fokusnya pada masalah kekerasan terhadap perempuan. (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *