KUPANG, berandanusantara.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai perekonomian Nusa Tenggara Timur pada triwulan II tahun 2019 mengalami akselerasi sebesar 6,36 petsen (yoy), lebih tinggi dari triwulan I sebesar 5,45 persen (yoy) dan nasional sebrsar 5,05 persen (yoy).
Hal ini diutarakan Wakil Kepala OJK NTT, I Wayan Sadnyana dalam sambutannya pada peringatan hari Oeang (uang) Republik Indonesia ke-73. Kegiatan ini juga dirangkai drngan launching NTT Padar (Peduli dan Sadar Rupiah) yang berlangsung di Gedung Keuangan Negara, Rabu (30/10/2019).
I Wayan menjelaskan, inflasi Provinsi NTT pada triwulan II 2019 masih relatif terkendali yakni sebesar 1,35% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan I 2019 sebesar 2,12% (yoy)
serta di bawah nasional sebesar 3,28% (yoy).
Dalam hal intermediasi lembaga jasa keuangan guna peningkatan perekonomian, kredit perbankan di NTT posisi Agustus 2019 mencapai Rp31,9 triliun, tumbuh sebesar 13,54% (yoy) dan 9,19% (ytd), dengan rasio NPL masih terjaga di bawah 5% yakni berada di angka 2,42%.
“Ini menurun dari tahun sebelumnya sebesar -0,17%,” ungkapnya.
Menurut laporan perekonomian Bank Indonesia terbitan bulan Agustus 2019, jelas I Wayan, pertumbuhan ekonomi NTT triwulan IV 2019 diperkirakan pada kisaran 5,15% – 5,55% (yoy) meningkat dibandingkan kisaran triwulan III 2019.
“Ini didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor luar negeri, serta dari sisi lapangan usaha yang didorong oleh perdagangan besar dan eceran,” jelas I Wayan.
Sejalan dengan hal tersebut, hingga Agustus 2019, intermediasi berupa pemberian kredit bagi sektor perdagangan besar dan eceran menempati posisi ke dua tertinggi mencapai Rp7,7 Triliun dengan share 24,31% dari total kredit keseluruhan, dan rasio NPLnya masih terjaga di
angka 0,18%.
Menurut I Wayan, Secara umum, kondisi LJK di Provinsi NTT baik aset, DPK, dan Kredit, serta rasio-rasio keuangan lainnya, LJK di provinsi NTT dinilai sehat dan mampu beroperasi dengan optimal dalam rangka mendukung pertumbuhan perekonomian NTT.
I Wayan menambahkan, sampai dengan posisi 30 September 2019 penyaluran KUR di Provinsi NTT telah mencapai Rp1,32 Triliun atau 82,20% dari target KUR yang telah ditetapkan.
“Kinerja industri keuangan non perbankan di NTT juga menunjukkan peningkatan baik perusahaan pembiayaan, dana pensiun, maupun perusahaan penjaminan,” pungkasnya. (AM/BN)