JAKARTA, BN – Presiden World Water Council Loïc Fauchon menemui wartawan untuk berdiskusi dengan tema “Water in Spotlight: Media Narratives for Global lmpact” di Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Diskusi dengan media terkait upaya membangun kesadaran publik atas tantangan air global dan bertukar pikiran tentang prospek diplomasi air global. Diskusi dilakukan usai menutup “Follow Up Meeting of the 10th World Water Forum: From Bali to Riyadh and Beyond”.
Fauchon mengatakan, Pers di Indonesia memainkan peran penting dalam membentuk narasi diplomasi air global, menyebarkan informasi sekaligus membangun kesadaran mengenai isu air sebagai bagian dari upaya mencari solusi bersama tantangan air dunia. Salah satunya melalui pemberitaan praktik baik yang telah mengakar di masyarakat setempat untuk keberlanjutan air.
Praktik lokal mitigasi bencana di Aceh dan irigasi Subak di Bali adalah contoh bentuk-bentuk kearifan lokal dalam menangkal dampak perubahan iklim yang dapat direproduksi di berbagai belahan bumi lain.
“Dengan ragam praktik baik konservasi air dan mitigasi bencana, saya tidak ragu menyebut Indonesia sebagai Champion of water conservation. Untuk itu media memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi dan pesan kepada masyarakat global dan pada akhirnya mendorong implementasi aksi nyata,” ujarnya.
Senada dengan Fauchon, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum Lilik Retno Cahyadiningsih mengungkapkan bahwa peran media sangat penting untuk menyampaikan pesan kunci dari World Water Forum ke-10. la juga merangkum tindak lanjut utama yang akan membentuk upaya berkelanjutan menuju pengelolaan air yang berkelanjutan yaitu meliputi implementasi hasil Forum ke-10, memperkuat kolaborasi internasional, menjembatani transisi ke World Water Forum ke-11 di Riyadh, strategi berorientasi tindakan dan kesadaran publik serta keterlibatan pemangku kepentingan.
“Selanjutnya kami akan fokus pada penerapan rekomendasi yang telah dibahas, dari penyelarasan kebijakan hingga inovasi teknologi dalam pengelolaan sumber daya air,” katanya.
“Kehadiran media dapat menjadi kesempatan untuk menyebarkan kabar mengenai komitmen dan kesepakatan yang telah dibuat dalam World Water Forum ke-10. Kami juga berharap teman-teman media dapat membantu menyebarluaskan informasi terkait upaya global mencari solusi tantangan air global,” kata Lilik.
Ia juga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk meningkatkan kesadaran akan masalah dan krisis air dengan salah satunya berkolaborasi dengan berbagai sektor, terutama pers.
Turut hadir Staf Khusus Bidang Sumber Daya Air dan Kerjasama Internasional Kementerian Pekerjaan Umum RI Arie Setiadi Moerwanto. Ia mengatakan, narasi media dalam mendukung upaya solusi air global, dalam konteks Indonesia menunjukkan adanya tantangan dan peluang komunikasi publik tentang masalah air.
“Hal ini perlu menjadi perhatian bersama mengingat sebagai negara kepulauan, Indonesia akan sangat terpengaruh oleh krisis air,” pungkasnya. (*/BN)