LABUAN BAJO, berandanusantara.com – Pasar Batu Cermin Labuan Bajo, Manggarai Barat kini berekspansi menjadi Pasar Digital. Ekspansi ini merupakan buah tangan PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT).
Pasar Batu Cermin awalnya berdiri sebagai Pasar Tradisional. Sebagaimana lazimnya, para pedagang di sana menjajakan barang jualannya yang merupakan hasil bumi maupun olahan warga setempat.
Pola transaksinya pun saat itu masih dilakukan dengan cara tradisional, yakni tunai. Dengan berkembangnya era digital, makan Bank NTT kemudian memolesnya dengan cara pembayaran modern lewat transaksi elektronik.
Pasar tradisional ini pun kini menjadi Pasar Digital. Edukasi yang dilakukan Bank NTT ampuh memberikan kesadaran serta penerimaan yang baik dari para pedagang untuk mulai baralih ke transaksi digital, yakni QRIS.
Pantauan media ini, tidak saja barcode QRIS yang ditaruh di atas barang dagangan para pedagang yang berjualan di sana, namun pamflet edukasi tentang manfaat bertransaksi dengan QRIS juga ditempel di lapak-lapak pedagang oleh Bank NTT.
Dalam kunjungan Deputi Bank Indonesia (BI), Aida Budiman untuk beberapa agenda di Labuan Bajo, menyempatkan diri meninjau Pasar Digital Batu Cermin pada Rabu (11/5/2022).
Saat itu Aidah Budiman didampingi Kepala Perwakilan BI NTT NTT I Nyoman Aryawan Atmaja, Wakil Bupati Manggarai Barat Yulianus Eng, Direktur Utama Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho dan Direktur Dana Bank NTT Yohanis Landu Praing.
Setibanya di depan Pasar Digital Batu Cermin, Aida langsung disodorkan alat pembayaran parkir kendaraan dari Bank NTT. Tak sungkan, Aida langsung melakukan transaksi untuk membayar parkiran untuk kendaraannya.
Begitu juga setelah berada di dalam pasar. Aida dan rombongan Bank Indonesia langsung menyerbu beraneka dagangan seperti sayuran, cabe, buah-buahan hingga kopi. Aida terkesima dengan penjelasan beberapa ibu pedagang mengenai produk yang dijual, penghasilan serta tabungan mereka.
“Dengan menggunakan QRIS, bapak ibu sudah aman karena uangnya tersimpan di tabungan. Tidak perlu repot-repot menyiapkan kembalian dan aman dari virus,” jelas Aida.
Sementara Direktur Utama Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho dalam setiap kesempatan selalu memberikan imbauan kepada masyarakat untuk merubah pola dari tunai ke non tunai, salah satunya dengan QRIS.
Menurutnya, QRIS dibuat dengan tujuan untuk masyarakat bisa bertransakasi secara aman, murah, mudah, cepat, sehat dan terhindar dari praktek uang palsu. (BN)