KUPANG, berandanusantara.com – Dua tahun terakhir, Bank NTT yang adalah bank kebanggaan masyarakat NTT ini, selalu mendapat tempat yang special, serta berdiri satu deretan dengan bank-bank besar tanah air.
Penghargaan itu datang dari berbagai lembaga, diantaranya lembaga penerbitan yang fokus pada dunia perbankan, maupun kepercayaan dari Bank Indonesia (BI) untuk menjadi salah satu dari 20 bank tanah air, pelaksana BI Fast, di awal tahun kemarin.
BI Fast adalah layanan terbaru Bank Indonesia, yang menyasar segmen transfer antar maupun interbank dengan biaya yang relatif sangat murah, yakni hanya Rp. 2.500 per transaksi, sebelumnya lebih mahal.
Prestasi ini tentu saja memantik reaksi positif berbagai kalangan. Tak terkecuali pakar ekonomi asal Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang, DR. James Adam.
“Keberhasilan yang dicapai oleh Bank NTT 2 tahun terahir ini seperti air yang mengalir tanpa bisa terbendung. Beberapa hari lalu kita mendengar bahwa Bank NTT meraih predikat BUMD terbaik dalam bidang keuangan,tegasnya, Rabu (25/5/2022) di Kupang.
James menambahkan, bagi masyarakat yang kurang paham akan dunia perbankan dan keuangan, tentu hal ini dianggap biasa saja dan lumrah bagi bank sebagai lembaga keuangan.
Namun menurutnya, informasi tentang keberhasilan Bank NTT melalui berbagai penghargaan yang diterima, bagi para ekonom atau analis-analis perbankan akan tergugah untuk mengkaji lebih mendalam apa saja penyebabnya.
Dia mulai mengurut secara sederhana mulai dari pergantian manajemen Bank NTT dua tahun lalu, yakni ketika RUPS Rote Ndao akhirnya mengesahkan Harry Alexander Riwu Kaho sebagai direktur utama bank ini.
Tidak sampai disitu, melainkan diikuti dengan keseriusan pemegang sama untuk merombak serta melengkapi seluruh struktur badan pengurus.
Hingga kini, direksi dalam komposisi lengkap yakni Direktur TI & Operasional, dijabat oleh Hilarius Minggu, Direktur Dana, Johanis Landu Praing, Direktur Kepatuhan, Christofel Adoe dan Direktur Kredit, Paulus Stefen Messakh.
“Dari rekam jejak selama ini dan lewat kajian dalam perspektif ekonomi manajemen, saya dapat menemukan satu jawaban yang tentu tidak membuat kaget sebab bagi ekonom itu adalah salah satu phenomenon,” jelasnya.
“Ternyata domain factor yang saya temukan adalah Leadership. Dari semua keberhasilan hingga mencapai Modal Inti Minimum Rp. 1,9 Triliun di akhir tahun kemarin ternyata andil pemimpin paling dominan,” sambungnya.
Ada hal penting yang bisa digarisbawahi adalah, Dirut Alex Riwu Kaho dan para direksi lainnya sangat bagus dan tepat dalam menata dan mengontrol seluruh proses manajemen perbankan. Sejumlah bukti seperti ada rewarding bagi yang berhasil dan punishment bagi yang tidak berhasil.
Berikutnya, gebrakan sistem perbankan yang dibuat luar biasa pesatnya dalam konteks pengumpulan dana masyarakat dan penertiban kredit. Terbukti miliaran tunggakan kredit berhasil ditarik. Ini adalah capaian spektakuler yang tidak semua bisa melakukannya.
“Saya pun ingin menggarisbawahi bahwa peranan Gubernur NTT (Viktor Bungtilu Laiskodat) dalam hal ini sebagai PSP (Pemegang Saham Pengendali) sangat luar biasa dalam memberi kebijakan dan dukungan bagi para direksi Bank NTT sehingga pengelola bank bangkit dan bergerak dalam satu irama yang sama. Hal ini termasuk andil dari para pemegang saham,” ungkap James.
“Dari sejumlah butir diatas, saya berpendapat bahwa Dirut sebagai top manager adalah seorang designer yang hebat. Apalagi didukung oleh para direksi yg mumpuni dalam bidangnya. PSP adalah advisor unggul yang mempunyai big vision bagi daerah ini, didukung oleh para pemegang saham yang telah memberi direction terbaik. Semoga Bank NTT tetap menjadi yang terbaik bagi pembangunan perekonomian di NTT,” tutupnya. (*/BN/Humas Bank NTT)