Pemberkatan Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Simbol Awal Pengabdian untuk Rakyat

  • Whatsapp
Uskup Agung Kupang Mgr. Hironimus Pakaenoni saat memberkati Rumah Jabatan Wali Kota Kupang. (Foto: istimewa)

KUPANG, BN – Pemberkatan rumah jabatan Wali Kota Kupang pada Sabtu (15/3/2025) bukan sekadar seremoni keagamaan, tetapi juga menjadi momen refleksi tentang kepemimpinan dan komitmen pelayanan kepada masyarakat. Dalam acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh penting, Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menegaskan bahwa pemerintahannya akan berorientasi pada pelayanan, bukan sekadar kekuasaan.

Acara syukuran ini diawali dengan Misa Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Mgr. Hironimus Pakaenoni, didampingi para Imam Konselebran. Dalam kotbahnya, Mgr. Hironimus menyampaikan doa khusus agar rumah jabatan ini menjadi tempat yang aman, penuh kedamaian, dan menjadi sumber inspirasi bagi pemimpin dalam menjalankan tugasnya.

Read More

“Kami khusus berdoa agar Wali Kota dan Wakil Wali Kota selalu diberikan kebijaksanaan dalam memimpin. Tugas mereka tidak mudah, karena harus melayani masyarakat dengan kasih, menghadapi tantangan, dan tetap mengandalkan Tuhan dalam setiap keputusan,” ujar Uskup.

Pesan ini menjadi pengingat bahwa jabatan yang diemban bukan sekadar posisi strategis, melainkan sebuah panggilan untuk mengabdi. Dalam dinamika politik yang sering kali sarat kepentingan, kepemimpinan yang berlandaskan nilai-nilai spiritual dapat menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun Kota Kupang.

Dalam sambutannya, Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menyampaikan rasa syukur atas perjalanan politik yang telah dilaluinya hingga akhirnya dipercaya untuk memimpin Kota Kupang.

“Hanya kepada Tuhan segala kemuliaan. Kami berdua bisa berdiri di sini hari ini untuk melakukan pemberkatan rumah jabatan ini. Tanpa Tuhan Yesus dan Bunda Maria, tentu semua ini akan menjadi sulit,” ungkapnya.

Pernyataan ini mengandung makna lebih dalam, bahwa setiap proses politik yang telah dilewati bukan sekadar kemenangan pribadi, tetapi amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Ia juga menegaskan bahwa masa kampanye telah berlalu, dan kini saatnya bekerja untuk seluruh masyarakat Kota Kupang tanpa membeda-bedakan latar belakang politik.

“Kami berdua berjanji bahwa selama lima tahun ke depan, kami tidak akan memerintah, tetapi melayani. To govern is to serve, itulah moto kami. Kami ingin menjadi pemimpin yang selalu mendengarkan masukan, aduan, dan kritik dari masyarakat,” tegasnya.

Di tengah tantangan birokrasi dan ekspektasi publik yang tinggi, komitmen ini menjadi janji yang perlu diwujudkan dalam kebijakan nyata. Dengan semangat keterbukaan dan responsivitas, pemerintahan yang dijalankan diharapkan dapat lebih dekat dengan kebutuhan rakyat.

Salah satu fokus utama Wali Kota adalah menjadikan Kota Kupang sebagai kota yang bersih, nyaman, dan ramah bagi warganya.

“Kita ingin melihat taman-taman kota yang bersih dan nyaman, tempat anak-anak bisa bermain dengan aman. Masa depan mereka adalah tanggung jawab kita bersama,” ujar dr. Christian.

Kota Kupang selama ini menghadapi tantangan dalam pengelolaan kebersihan dan tata kota. Sampah, infrastruktur yang belum optimal, serta ruang terbuka hijau yang terbatas menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

Jika visi ini benar-benar diwujudkan, Kota Kupang bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain di NTT dalam hal pengelolaan lingkungan yang lebih baik. Namun, untuk mencapai itu, dibutuhkan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.

Dalam setiap kesempatan, dr. Christian selalu menekankan bahwa keberhasilan sebuah pemerintahan bukanlah hasil kerja individu, melainkan hasil kolaborasi banyak pihak.

“Ubi Concordia, Ibi Victoria – Di mana ada persatuan, di situ ada kemenangan. Kami tidak bisa bekerja sendirian, kami butuh dukungan dari semua pihak, termasuk gereja, lembaga agama, serta pemerintah provinsi dan pusat,” tegasnya.

Kerja sama antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah akan menjadi faktor penentu dalam keberhasilan berbagai program pembangunan di Kota Kupang. Tidak hanya dalam hal infrastruktur, tetapi juga dalam sektor ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, yang turut hadir dalam acara ini, menyampaikan pesan bahwa kepemimpinan yang baik adalah yang berorientasi pada pelayanan.

Ia menekankan pentingnya peran pejabat publik dalam mengutamakan kepentingan rakyat dan memastikan bahwa program pembangunan yang dijalankan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat luas.

Selain itu, Gubernur juga menyoroti program hilirisasi produk unggulan NTT melalui program “One Village One Product”, yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah.

“Inisiatif seperti ini harus mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Dengan memperkuat produk lokal, kita bisa meningkatkan daya saing daerah dan memperbaiki perekonomian masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk mendukung gerakan beli produk NTT agar ekonomi lokal semakin berkembang dan kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

Wakil Wali Kota, Serena Francis, S.Sos., M.Sc., menyebut acara ini sebagai “Pesta Rakyat” yang menandai berakhirnya perbedaan politik dan dimulainya kebersamaan untuk membangun Kota Kupang.

“Sekarang yang ada bukan lagi Paslon No. 1, Paslon No. 2, Paslon No. 3, Paslon No. 4, atau Paslon No. 5. Sekarang kita adalah satu kesatuan masyarakat Kota Kupang yang harus kita layani,” tegasnya.

Dalam suasana penuh kegembiraan, acara ini ditutup dengan panggung hiburan yang menghadirkan berbagai pertunjukan seni dan budaya. Kehadiran masyarakat dalam jumlah besar menunjukkan bahwa ada harapan besar yang disematkan pada kepemimpinan yang baru ini. (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *