KUPANG, BN – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI akan melaunching Wisata Bersih Narkoba (Bersinar) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, pada 17 November 2023 mendatang.
Sesuai rencana, launching Wisata Bersinar akan dihadiri langsung Kepala BNN RI Komjen Pol. Komjen. Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose.
Selain launching Wisata Bersinar, ada dua agenda yang juga dihelat BNN RI di Labuan Bajo yakni dialog Kepahlawanan Perang Melawan Narkoba Wujudkan NTT Bersinar dan Deklarasi Perang Melawan Narkoba.
Kepala BNN Provinsi NTT Brigjen Pol. Riki Yanuarfi, S.H., M.Si mengemukakan, Kepala BNN RI beserta rombongan akan berada di NTT sejak tanggal 14 – 18 November 2023 dengan serangkaian kegiatan.
Sebelum tiga agenda di Labuan Bajo, Kepala BNN RI terlebih dahulu akan mengikuti kegiatan National Border Management Consultation Meeting Drugs Trafficking at The Border pada 15 November 2023 di Hotel Kristal, Kota Kupang.
Menurut Brigjen Pol. Riki, agenda BNN RI tersebut dilaksanakan di NTT karena merupakan daerah perbatasan, yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste.
“Semua daerah perbatasan harus diperkuat karena ada jalur masuk peredaran narkotika, walaupun di NTT bisa dikatakan angka prevelensi peredaran narkotika masih terbilang kecil,” jelas Brigjen Pol. Riki, Kamis (9/11/2023) saat memberikan keterangan pers di aula kantor BNNP NTT.
Dijelaskan, prevalensi untuk NTT sendiri penyalahgunaan narkotika hanya 0,3 persen. Artinya masih jauh dari abang batas paling bawah dan rangking ke-31 dari 34 provinsi yang ada.
Menurutnya, untuk narkotika masih sangat terkendali di NTT. Ini dibuktikan dari 22 kabupaten/kota total kasus narkotika di NTT napinya hanya 82 orang. Bahkan ada lembaga pemasyarakatan (LP) seperti di Kabupaten Rote Ndao dan lembaga pemasyarakatan lainnya kosong karena tidak ada napi yang tersandung kasus narkotika.
“Kita bersyukur dan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat namun tidak menutup kemungkinan 0,1 persen ini akan bisa bertambah jika ada. Ada beberapa kasus yang kita tangani rata-rata pemesan penggunanya lebih pada masyarakat lapisan menengah ke atas,”ungkapnya.
“Memang rata-rata pengguna narkotika di NTT masih sangat kecil sekali. Nanti bisa cek datanya di LP dan Polda,”ucapnya.
Lebih lanjut dia membandingkan LP di Sumatera dan Jakarta separuh dari penghuni LP itu semua penghuninya tersandung kasus narkotika. Sementara LP Kelas II Kupang dari 532 napi jumlah kasus narkotika cuma 18 orang bahkan di LP perempuan hanya tujuh orang totalnya semua cuma 82 orang.
“Dengan jumlah yang sedikit ini bukan berarti kita tidak bekerja. Dan rata-rata modus bentuk pengiriman ke NTT berupa paket yang beratnya hanya satu hingga dua gram dan belinya di Surabaya, Bima dan Bali-Denpasar,”pungkasnya. (*/BN/SN)