KUPANG, berandanusantara.com – Sebanyak 14 rumah di RT. 13 RW. 05 Kelurahan Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang terendam banjir akibat meluapnya mata air Oekalipi.
Meluapnya mata air Oekalipi disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi sejak tanggal 23 – 24 Februari 2022 lalu. Selain itu, karena tidak tersedianya saluran drainase membuat aliran air tidak terarah secara baik.
Salah satu warga yang rumahnya kebanjiran Ruth Petronela Ham kepada media ini, Senin (7/3/2022) menuturkan, luapan mata air Oekalipi mulai terjadi sejak bencana Siklon Tropis Seroja melanda Kota Kupang.
“Sebelumnya tidak sampai meluap seperti ini,” jelas Ruth.
Akibat luapan itu, halaman belakang rumah peremuan paruh baya itu dipenuhi genangan air hampir setinggi pinggang orang dewasa. Bahkan ketika ujan turun, ruangan belakang rumahnya ikut kemasukan air.
“Bahkan hampir masuk sampai ke kamar juga,” ungkapnya.
Warga lainnya, Wem Lepes meminta pemerintah untuk membantu warga setempat dengan membuat saluran air atau drainase yang permanen, sehingga air tidak lagi meluap ke rumah-rumah warga seperti yang terjadi saat ini.
Dia menjelaskan, saluran air yang dibutuhkan kurang lebih sepanjang 400 meter dari lokasi mata air Oekalipi. Selama ini, saluran yang ada dibuat dengan cara digali secara manual oleh warga. Namun itu tidak bertahan karena derasnya air.
“Itu pun sudah dibuat sejak lama. Saat ini airnya semakin deras bahkan meluap,” katanya.
Akibat kejadian tersebut membuat sebanyak 3 Kepala Keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi ke tempat lain yang lebih aman.
Sementara Ketua RT 13 Hendrik Missa mengatakan pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut baik ke pihak kelurahan maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang. Meski demikian, hingga saat ini belum ada tanggapan.
“Data-datanya sudah saya masukan,” ujar Hendrik Missa.
Dia berharap agar Pemerintah Kota Kupang melalui dinas terkait dapat segera merespon kondisi warga saat ini. Apalagi yang ditakutkan saat ini sedang terjadi wabah demam berdarah (DBD). Dan kondisi air tergenang akan membuat semakin banyak nyamuk.
“Semoga pemerintah dapat segera bertindak, sehingga tidak terjadi persoalan lain,” pungkasnya. (*BN)