LPMP NTT Pastikan Semua Sekolah di NTT Berkualias

  • Whatsapp
ist
ist
ist

KUPANG, BERANDANUSANTARA.COM – Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Nusa Tenggara Timur akan memastikan bahwa semua sekolah baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun sekolah menengah Kejuruan (SMK) di NTT berkualitas.

Perihal ini disampaikan  Kepala LPMP NTT H. Muh Irfan kepada media ini usai memberikan sambutan pada acara Rapat persiapan bantuan pemerintah pendampingan kurikulum 2013 jenjang SD di LPMP NTT, Jumat (27/07/2018).

Read More

“Seluruh sekolah itu adalah berkualitas sehingga tidak lagi dipermasalahkan dengan kenapa mesti meludak di tempat yang A kemudian kenapa mesti ke tempat B sementara mereka juga diberikan tanggung jawab untuk melayani proses belajar dan memberikan pendidikan,” ungkap Irfan

Irfan mengakui saat ini memang sebagian orang tua melakukan aksi terkait penerapan sistem zonasi PPDB. Ada banyak siswa yang belum terakomodir karena harapannya bisa masuk pada sekolah yang selama ini dinilai favorit dan berkualitas.

Penerapan sistem zonasi ini, lanjut Irfan sesungguhnya sangat membantu para orang tua dalam hal mempermudah akses serta mengurangi beban biaya pendidikan anaknya. Pemerintah mencari pola terbaik untuk menyamaratakan kualitas sehingga tidak ada lagi kesan ada sekolah tertentu merupakan sekolah  favorit dan  kualitas sementara sekolah lain tidak.

“Sebenarnya sistem zonasi ini bagus untuk menghilangkan kesan soal sekolah favorit dan bukan favorit. Pemerintah mau terapkan sistem zonasi agar semua sekolah itu bermutu dan berkualitas. Ini dengan maksud siswa yang mendaftar  membludak di sekolah tertentu sedangkan ada sekolah lain sepi. Ini sistem diterapkan agar mendorong sekolah untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh agar betul-betul sekolah di NTT ini benar-benar sama mutunya,” kata Irfan.

Tugas pihak sekolah sekarang, lanjut Irfan, berusaha meyakinkan masyarakat bahwa sekolah mana saja di NTT melayani pendidikan dan  mau dihilangkan budaya penilaian adanya sekolah favorit. Sistem zonasi ini dimungkinkan untuk membantu orangtua dalam hal biaya sehingga tidak terbebani.

“Tantangan sekolah sekarang soal bagaimana membuat sekolah itu menjadi luar biasa, terpercaya dalam menghasilkan anak yang baik. Sekolah harus memberikan pelayanan yang baik dan berkualitas dan perlu meyakinkan para orangtua. Sekolah harus “menjual” dan meyakinkan masyarakat bahwa sekolah yang ada di sekitar tempat tinggal juga menciptakan   hal yang  luar biasa seperti peningkatan kualitas guru dan penataan lingkungan sekolah yang bersih dan nyaman,” katanya.

Pada bagian lain Irfan juga menjelaskan soal kegiatan yang kini tengah dilakukan dengan menghadirkan para guru honorer maupun ASN se-NTT jenjang pendidikan SD-SMA. Kegiatan yang dilaksanakan dari tanggal 27-29 Juli ini sebagai persiapan untuk pendampingan Kurikulum 2013 (K13) dimana pelatihannya dilakukan tim  P4TK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.  Peran LPMP sebatas melakukan pendampingan guru yang sudah dilatih ini untuk memulai kegiatan belajar mengajar dengan penerapan  K13.

“Jadi ini  tenaga yang disiapkan untuk pendampingan. Anggaran kita siapkan nanti mereka akan kita kumpulkan  dalam satu hari  di induk klaster. Guru yang sudah dilatih ini ketika sudah di sekolah akan memberikan pendampingan lagi pada  induk klaster ke induk klaster lain. Nanti mereka ke induk klaster pembiayaan oleh LPMP. Ini semua guru  yang dilatih merupakan guru honorer dan ASN untuk jenjang pendidikan   SD-SMA se-NTT setelah itu kita hadirkan juga guru jenjang SMP-SMK. Ini penting karena sekarang  sekolah diwajibkan menerapkan sistem pembelajaran menggunakan K13,” tandas Irfan

Menurut Irfan, pada saat pendampingan, guru-guru disiapkan anggaran untuk sekali on dalam pertemuan induk klaster.

“Guru-guru yang sudah dilatih yang ada di sekolah, ada satu induk klaster ke induk klaster, kemudian pada saat mereka menuju induk klaster itu dibiayai oleh LPMP. Pembiayaannya untuk berkumpul di induk klaster dan anggaran itulah yang kita akan persiapkan untuk penggunaan,” terang Irfan.

Pendampingan ini kata Irfan, untuk semua guru-guru yang sudah di latih K-13, baik honor maupun PNS yang ada di sekolah-sekolah di NTT.

“ini untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) dulu, jangan semua. Kita baru mulai SD dengan SMA, tahap berikutnya SMP dan SMK,” tutup Irfan. (Tim)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *