KUPANG, berandanusantara.com – Pemerintah provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur menggandeng tokoh agama, tokoh masyarakat, serta tokoh adat untuk segera merelokasi warga korban bencana alam ke lokasi baru.
Warga yang direlokasi adalah mereka yang memiliki rumah dengan kerusakan sangat parah dan berada di lokasi rawan bencana. Lokasi baru nantinya akan disiapkan pemerintah provinsi NTT bekerjasama dengan pemerintah kabupaten.
“Kami menggandeng semua tokoh ini agar tidak terjadi masalah di kemudian hari,” jelas Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi, Sabtu (10/4/2021), di Posko Tanggap Darurat Bencana Siklon Tropis Seroja.
Menurut Wagub Nae Soi, keterlibatan par tokoh tersebut dibutuhkan untuk melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bersedia pindah ke lokasi baru yang nantinya ditentukan oleh pemerintah.
“Karena bisa terjadi mereka akan pertahankan bahwa mereka itu sudah turun temurun menetap di situ. Pembangunan rumah-rumah yang direlokasikan itu ditanggung sepenuhnya oleh pemerintah pusat,” jelas Wagub Nae Soi.
Wagub NTT mencontohkan, warga Desa Nele Lamadike Kecamatn Ile Boleng, pulau Adonara bisa direlokasi ke kampung terdekat yang lebih aman.
“Selama beberapa hari ini saya makan tidur di Adonara, jadi sudah cukup hafal kampung-kampung di sana. Mereka yang dari Nele Lamadike bisa turun ke bawah atau di belakang Gereja Katolik, masih ada tempat di sana,” kata Nai Soi.
Bantuan Perbaikan Rumah
Wagub Nai Soi menjelaskan, untuk rumah-rumah yang tidak direlokasi dan mengalami kerusakan di seluruh kabupaten/kota di NTT yang terkena dampak, akan diberikan bantuan oleh pemerintah pusat.
“Pemerintah Pusat melalui BNPB akan berikan bantuan 50 juta rupiah bagi rumah yang rusak berat, 25 juta rupiah rusak sedang dan 10 juta rupiah rusak ringan. Sementara untuk yang meninggal akan diberikan santunan oleh pemerintah pusat,” jelas Wagub Nae Soi. (*BN/HMS)