Kegigihan Sang Viktor Haning Lahirkan Atlet Paralympic Bertaraf Internasional

  • Whatsapp
Viktor Haning. (Foto: dok pribadi)

KUPANG, BN – Menyebut nama Viktor Haning, warga seantero Kota Kupang, NTT pasti kenal. Meski dalam keterbatasan yang ia miliki, namun kegigihannya menggapai cita-cita jangan disepelehkan.

Ketika dipercaya memimpin National Paralympic Commitee (NPC) Provinsi NTT, Viktor Haning dengan segala daya dan upaya berhasil mewujudkan apa yang ia mimpikan bersama para atlet penyandang difabel. Alhasil, ia pun berhasil melahirkan atlet-atlet bertaraf internasional.

Read More

“NPC ini organisasi non profit, sehingga saya harus bekerja dan berfikir dengan keras, agar atlet-atlet dengan Disabilitas bisa maju dikancah dunia,” tegas Viktor Haning yang dijumpai di kawasan Mall Flobamora, Sabtu (30/12/2023).

Dalam mengarungi hidup yang semakin keras, Viktor, begitu sapaan akrabnya tetap bersyukur dan menjalaninya seperti air mengalir.

Viktor bercerita, dirinya mengalami kelumpuh sejak usia 6 bulan usai mendapat imunisasi. Semakin lama, salah satu kakinya semakin mengecil dan akhirnya lumpuh. Meski dengan kondisi tersebut, Viktor mengaku menerimanya bahkan terus memotivasi dirinya untuk terus menjalani hidup

“Hobby saya bermain sepak bola, meskipun harus merayap dengan tangan, tapi tetap saya jalani,” tandas Viktor.

Dia menuturkan, meski menjalani hidup dengan keterbatasan yang ada, namun sebagai manusia tidak boleh pasrah. Bahkan harus memiliki mimpi yang tinggi sama seperti manusia normal pada umumnya. Menurutnya, bukan mimpi sebagai pemimpin yang kaya raya, tapi cukup menjadi orang nomor satu dalam sebuah organisasi.

Untuk itu, angan-angan yang selalu ingin diwujudkannya adalah menjadi seorang official Atlet Difabel. Pada akhirnya, angan dan mimpinya tersebut menjadi kenyataan, dimana ia dipercaya untuk memimpin NPC Provinsi NTT.

“Kita harus punya mimpi. Sehingga dengan mimpi tersebut, dapat memotivasi sekaligus mewujudkannya,” tegasnya.

Selain itu, kata Viktor, yang terpenting dalam menjalani kehidupan yakni harus berbaur secara sosial kemasyarakatan dan memiliki kemauan, serta motivasi untuk bisa menjadi seorang pemimpin, bukan seorang pembesar, tetapi semuanya bisa dicoba dari hal-hal kecil.

Dari tangan dinginnya tersebut, Viktor Haning berhasil melahirkan atlet Alfin Nomleni dan Petrus Khanel Alupan yang membawa nama harum Indonesia di kancah dunia pada kejuaraan dunia Asean Para Games ke-12 Tahun 2023 di Kamboja.

Begitu juga dengan Felipus Kolymau, Atlet Kota Kupang yang berhasil menyabet emas dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) NPC di Bandung pada 2017. Karena prestasinya tersebut, membawa dia untuk masuk ke Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Asean Para Games 2018 di Jakarta.

Dengan hal-hal kecil yang selalu diimpikan tersebut, ternyata membuahkan hasil yang sangat menakjubkan. Bukan hanya mengharumkan nama Kota Kupang dan Provinsi NTT di kancah nasional saja, tapi juga tingkat mancanegara. Bahkan atlet-atlet binaannya tersebut, prestasinya melebihi atlet-atlet yang non difabel.

“Kita bisa lihat Hermensen Ballo dan Johni Assadoma, pasca mereka tidak ada lagi nama-nama lainnya, tapi atlet kami akan semakin bertumbuh dan terus menguasai dunia,” jelas Viktor Haning.

Yang terpenting bagi Viktor Haning adalah semua itu dijadikan sebagai pengalaman dan pelajaran untuk memotivasi kepercayaan diri, untuk bagaimana menghadapi tantangan lebih besar kedepannnya.

Dengan kehidupan sosial kemasyarakatan, Viktor Haning juga bergabung dengan berbagai organisasi lainnya, baik organisasi di kampus maupun masyarakat, seperti Gerakan Mahasiswa Krisren Indonesia (GMKI) dan Komite Nasional Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) serta yang lainnya.

Dengan aktif dirinya di berbagai kegiatan tersebut, akhirnya Viktor Haning dilirik oleh Partai Golkar untuk terlibat dalam kepengurusan. Pada tahun 2014, Partai Golkar mempercayakannya untuk menjadi salah satu calon anggota legislatif (caleg).

Menurut Viktor, Partai Golkar pasti memiliki alasan tersendiri hingga mempercayakannya untuk bergabung dan mencalonkan diri sebagai caleg, yakni memiliki kekuatan massa, pengaruh, rasa sosial tinggi dan dalam keluarga punya jaringan yang cukup baik.

“Makanya secara pribadi merasa bahwa, meskipun dalam keterbatasan, kalau ada niat dan kemauan untuk mandiri, itu jadi cikal bakal kemampuan untuk membuat sebuah kapabilitas diri sendiri bagaimana bisa bertarung dengan mereka yang non disabilitas,” papar Viktor Haning.

Bahkan ketika lolos untuk akhirnya meraih kursi di DPRD Kota Kupang, Viktor Haning dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar, karena yakin partai tidak melihat keterbatasannya secara fisik.

Untuk menjadi seorang pemimpin atau yang bisa dipandang, lanjut Viktor, bukan karena orang kaya, tapi dari sudut panutan atau top leader dalam organisasi kecil, serta bisa menjadi sumber inspirasi untuk membawa orang ke dalam perubahan yang lebih baik.

Sebagai pemimpin organisasi yang mengurus kaum difabel, prinsip yang selalu diterapkan Viktor yakni semua yang ada dalam organisasi tersebut sama-sama sebagai disabilitas, sehingga harus memiliki rasa persaudaraan, senasib dan sepenanggungan.

“Prinsip ini yang bisa menjadi dasar, bagaimana kita tulus ikhlas untuk berhadapan dengan kondisi saudara yang senasib dan sepenanggungan. Dari sini kita berbaur sehingga kita bisa dipercaya oleh pimpinan lebih tinggi dari pusat, bahwa kita mampu memimpin organisasi yang sekarang. Selain itu kita juga mampu memotivasi teman-teman yang lain,” jelasnya. (*/BN)

Related posts