KUPANG, BN – Kota Kupang saat ini sudah memiliki tiga Kampung Kerukunan yang tersebar di tiga kecamatan. Sebelumnya, Kampung Kerukunan berada di Kelurahan Fatubesi dan Kolhua.
Terbaru, Pemerintah Kota Kupang melaunching Kampung Kerukunan di Kelurahan Bakunase II pada Sabtu (19/8/2023), bersamaan dengan kegiatan Festival Budaya dalam rangka HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
Launching Kampung Kerukunan ditandai dengan penandatanganan prasasti dan penyerahan piagam Kampung Kerukunan, serta pembagian 10 ribu bendera kepada masyarakat, sekolah dan rumah ibadah.
“Kita target Kampung Kerukunan ada di enam kecamatan. Sekarang sudah ada tiga, berarti nanti tambah tiga lagi sehingga Kampung Kerukunan ada di semua kecamatan,” jelas Penjabat Wali Kota Kupang, George Hadjoh.
Pada kesempatan itu, George Hadjoh mengajak semua komponen masyarakat dapat membuat simpul untuk menambah semangat kemajemukan. Komunikasi yang dibangun antara masyarakat selama ini diharapkan tetap berjalan lancar.
Bagi Penjabat Wali Kota, berbagai tantangan yang ada saat ini merupakan sebuah bagian yang mempersatukan sekaligus memperkuat keberagaman.
“Harus diyakini bahwa semua hambatan bisa dilalui dengan baik. Perbedaan adalah bentuk keberagaman yang indah di Indonesia, khususnya Kota Kupang,” ungkap George Hadjoh.
Menurutnya, Kota Kupang kini memiliki udara yang cukup bersih. Pihaknya terus berupaya menjadikan Kota Kupang sebagai kota dengan udara paling bersih. Apalagi menurut dia, pencemaran udara menjadi masalah belakangan ini.
Selain itu, lanjut George Hadjoh, pihaknya juga terus berupaya menjadikan Kota Kupang paling bersih. Dia mengajak masyarakat untuk selalu tertib mengelola sampah di rumah masing-masing.
“Memulai kebersihan itu dari kesadaran setiap orang,” tegas mantan Kepala Biro Umum Setda Provinsi NTT itu.
George Hadjoh mengungkapkan, dengan gerakan kebersihan yang digalakan di Kota Kupang sangat terbukti menurunkan angka demam berdarah dengue (DBD), dimana dalam setahun biasanya 500 kasus, kini menurun menjadi 100 kasus di tahun 2023.
Menurutnya, hal ini mesti disyukuri karena upaya yang dilakukan selama ini telah membuahkan hasil. Kedepan, dia mengharapkan agar kasus DBD di Kota Kupang bisa terus ditekan dengan gerakan kebersihan.
Dia juga mengungkapkan tentang penyelenggaraan event kebudayaan. George Hadjoh berkata, event kebudayaan itu dihelat untuk memperkenalkan budaya NTT, sebagai alat persatuan bangsa.
“Jangan lupakan budaya adalah alat perekat bangsa. Di Kelurahan Bakunase II dengan tema multi etnis ini, kita bisa lihat berbagai budaya dari daerah-daerah di NTT, dengan kekayaan masing-masing,” ujar dia.
Lurah Bakunase II, Dessyana L. Talluta menyebut event kebudayaan di Kelurahan Bakunase II digelar ha hanya sehari atau mulai Sabtu pagi hingga selesai.
Kegiatan dimulai dengan pawai kerukunan umat beragama, dilanjutkan dengan launching kampung kerukunan dan dengan pembagian bendera merah putih sebanyak 10 ribu.
Menurut dia, agenda itu tetap melibatkan UMKM seperti penenun hingga kelompok pasar tani yang memasarkan hasil produk dari berbagai olahan berbahan sumberdaya alam NTT.
Selain itu festival seni pun turut mempertontonkan tarian daerah maupun lomba tarik tambang. Dessyana menyebut, antusias masyarakat dari berbagai latarbelakang setempat juga sangat baik dalam kegiatan tersebut. (*/BN)