KADIN NTT Dukung Program Makan Bergizi Gratis, Dorong UMKM dan Produk Lokal

  • Whatsapp
Kolaborasi Badan Gizi Nasional dan KADIN sukseskan Program Makan Bergizi Gratis. (Foto: istimewa)

JAKARTA, BN – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan dukungan penuh terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ekonomi lokal.

Komitmen ini ditegaskan dalam diskusi yang berlangsung di Lounge KADIN Indonesia, Menara KADIN Indonesia, Jakarta, pada Kamis, 13 Maret 2025. Diskusi tersebut dihadiri oleh seluruh Ketua Umum KADIN provinsi se-Indonesia, termasuk Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto.

Read More

Ketua Umum KADIN Indonesia, Anindya Novian Bakrie, menegaskan pentingnya sinergi antara KADIN dan pemerintah dalam menyukseskan program nasional ini. Salah satu langkah konkret yang akan segera direalisasikan adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara KADIN dan Badan Gizi Nasional (BGN) pada Jumat, 14 Maret 2025.

“MoU ini menargetkan pembentukan 1.000 dapur yang akan menyuplai makanan bergizi ke berbagai daerah, baik di tingkat mikro maupun makro,” ujar Anindya.

Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto, menilai program MBG sebagai peluang besar untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

“Kami akan segera mendukung pendirian dapur-dapur di NTT dan memastikan program ini berjalan dengan baik,” ujar Bobby.

Meski demikian, ia juga menyoroti tantangan utama dalam implementasi program MBG di NTT, terutama dalam menjangkau desa-desa terpencil yang memiliki akses terbatas terhadap bahan pangan bergizi. Untuk mengatasi hal ini, Bobby mendorong KADIN Kabupaten untuk berperan aktif dalam mendukung dapur-dapur yang beroperasi di wilayah mereka agar manfaat program ini dapat dirasakan secara luas.

Selain itu, Bobby menekankan pentingnya memprioritaskan produk lokal NTT dalam penyediaan bahan baku makanan bergizi. Menurutnya, ketergantungan pada bahan pakan ternak dari luar daerah, khususnya dari Jawa, menyebabkan biaya produksi yang tinggi bagi UMKM lokal.

“Kami berharap ada kebijakan yang mendukung penggunaan produk asli NTT agar daya saing ekonomi daerah semakin meningkat,” tambahnya. (*/BN)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *