KUPANG, BN – Pasangan calon Wali Kota Kupang dan Wakil Wali Kota Kupang, Dr. Jefri Riwu Kore dan Dr. Lusia Adinda Lebu Raya (Jeriko-Adinda) siap menata Kota Kupang sebagai Water Front City dengan membangun kawasan pesisir menjadi kawasan ekonomi dan pariwisata.
Salah satu kawasan yang sudah dimulai pembangunannya sejak tahun 2021 adalah kawasan pesisir Oesapa Barat, tepatnya kawasan hutan mangrove yang bernama Pantai Muara Abu. Pembangunan kawasan ini menggunakan anggaran pemerintah pusat yang dikerjakan Kementerian PUPR. Peletakan batu pertama telah dilakukan pada 17 September 2021 lalu.
Kepada awak media di Kupang, Selasa (6/8/2024), Jeriko mengatakan penataan wilayah pesisir ini sebagai upaya mewujudkan Kota Kupang sebagai kota modern. Kota Kupang akan menjadi pusat ekonomi sekaligus menjadi daerah wisata.
“Kita akan lanjutkan program pembangunan mulai dari pembangunan infrastruktur jalan, lampu jalan, drainase dan trotoar, penataan pantai, sehingga menjadikan kota ini menjadi Water Front City, kawasan wisata baru di NTT,” jelas Jeriko.
Ia menjelaskan, kawasan pesisir Oesapa-Oesapa Barat akan menjadi ikon wisata baru karena akan dibangun objek wisata modern dengan fasilitas lengkap. Kawasan ini juga menjadi pusat ekonomi baru di Kota Kupang.
“Baru Muara Abu di Oesapa Barat yang dibangun pada tahun 2021 lalu. Ke depan akan dibangun seluruh daerah pesisir itu sampai di Kelurahan Oesapa. Kalau selama ini pesisir ini kumuh dan tidak terurus, ke depan akan menjadi daerah wisata yang modern,” kata Jeriko.
Dengan pembangunan objek wisata modern, maka akan menciptakan peluang lapangan kerja baru bagi warga di sekitar lokasi, terutama bagi warga yang telah menghibahkan tanahnya.
Terkait anggaran, menurut Jeriko, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR sudah menyetujui anggarannya. Namun pembangunan kawasan ini tidak dilanjutkan karena pandemi covid19, sehingga anggaran dialihkan untuk penanganan covid19. “Desain semua sudah ada sehingga kalau terpilih kita akan follow up untuk dilanjutkan kembali pengerjaannya nanti,” pungkas Jeriko.
Kawasan Strategis Ekonomi dan Pariwisata
Sebelumnya, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah NTT, Herman Tobo, ST, M.Si menyampaikan kawasan Oesapa sebagai kawasan prioritas berkaitan erat dengan konsep penataan ruang Kota Kupang sebagai Water Front City dan pembangunan infrastruktur 4 permukiman untuk menunjang kawasan Oesapa sebagai kawasan Strategis Ekonomi dan Pariwisata. Adapun luasan kumuh di kawasan Oesapa ini seluas 16,17 ha.
Pembangunan Skala Kawasan Oesapa Kota Kupang ini, menurutnya, bertujuan untuk menuntaskan permasalahan kumuh pada 7 indikator kumuh, meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), meningkatkan kesempatan dan penyerapan tenaga kerja, mengembangkan livelihood di kawasan sekitar Oesapa Kota Kupang serta mengubah pola hidup dan perilaku masyarakat untuk menata permukiman menjadi lebih bersih, sehat dan lestari.
Untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir
Sebelumnya, Anggota DPRD Kota Kupang yang juga Ketua Fraksi PDIP, Adrianus Talli mengapresiasi pembangunan kawasan Ekowisata Mangrove Oesapa Barat. Anggota dewan yang akrab disapa Adi ini menyampaikan pembangunan kawasan tersebut menjadi objek wisata merupakan bagian dari penyelesaian masalah kawasan kumuh dan juga sampah di Kota Kupang.
“Itu terobosan yang baik dan sesuai dengan Perda RDTR bahwa itu kawasan penunjang pariwisata,” ujarnya.
Ia menambahkan lokasi tersebut sangat strategis untuk dikelola menjadi kawasan wisata. Selain itu, kawasan itu juga menjadi kawasan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Di kawasan itu ada tambak garam dan kolam budidaya ikan bandeng.
Adi mengatakan untuk menyukseskan pembangunannya, Pemerintah Kota Kupang harus memastikan lahan-lahan itu tidak lagi bermasalah. Selanjutnya, Pemkot harus memastikan kawasan itu dikelola untuk pemberdayaan masyarakat pesisir. “Di situ bukan saja itu wisata mangrove, tetapi ada juga lokasi pemancingan. Itu harus dikembangkan. Jangan berhenti di situ,” pungkasnya.
Kawasan Wisata Terbesar di Kota Kupang
Luas kawasan yang ditata di hutan mangrove mencapai 43 hektar akan menjadi objek wisata terbesar di Kota Kupang. Untuk diketahui, pesisir Kelurahan Oesapa Barat hingga Oesapa dibagi menjadi 4 segmen. Segmen 1 yakni Pantai Paradiso seluas 33,88 hektar, segmen 2 di kawasan muara seluas 43,79 hektar, segmen 3 di area pohon duri seluas 39,74 hektar dan segmen 4 di area Pasar Oesapa seluas 27,04 hektar.
Yang sudah dibangun saat ini adalah segmen 2 dan segmen 3. Penataan kawasan ini merupakan perwujudan dari Kota Kupang sebagai “Water Front City.” Sejumlah fasilitas publik akan dibangun di kawasan ini untuk menunjang kualitas hidup masyarakat tanpa mengganggu ekosistem lingkungan.
Beberapa fasilitas yang akan dibangun yakni Cottage, Rumah Panggung di Atas Air dan Restoran Lopo. Kemudian ada Kolam Bandeng dan Lab Pembibitan, Ecowisata Mangrove, Kolam Pemancingan dan Pohon Waru, Taman dan Pedestrian, Area Playground, Jogging Track dan Jalur Sepeda, Air Mancur dan Taman Bunga, tugu The Magic Haik dan Jembatan Lengkung. (*/BN)