BORONG, berandanusantara.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) memberikan tantangan besar kepada Bupati Manggarai Timur Agas Andreas untuk mewujudkan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).
VBL mematok target kepada Pemda Kabupaten Manggarai Timur untuk dapat melakukan penanaman jagung pada lahan seluas 50.000 hektare.
Hal ini disampaikan VBL dalam sambutannya usai melakukan panen jagung pada lahan pertanian seluas 1 hektare dari 10 hektare lahan yang dipersiapkan di Desa Compang Ndejing, Kecamatan Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Sabtu (16/4/2022) sore.
“Jika di Flores Timur saya kasih target 20 hektare, maka untuk Manggarai Timur, saya ingin 50 hektare dikerjakan secara baik untuk penanaman jagung seperti yang tadi baru kita panen bersama,” tegas gubernur.
Menurut gubernur, melalui program TJPS, nantinya selain jagung dipanen, batang jagung pun akan dimanfaatkan sebagai pakan ternak sapi.
“Kalau selama ini panen jagung, batang jagung dibuang. Limbah pertanian itu tidak pernah menjadi pakan buat ternak,” kata gubernur.
Sesuai pengamatannya, VBL mengaku sinergitas antara Pemkab Manggarai Timur dengan Dinas Pertanian Provinsi NTT belum terjalin dengan sangat luar biasa.
Untuk itu, dengan sinergitas yang baik, gubernur berjanji akan menyiapkan mesin khusus untuk mengolah limbah pertanian menjadi pakan ternak yang berkualitas.
“Nanti bersama Dinas Perindustrian Provinsi NTT, kita akan kolaborasi untuk membuat limbah pertanian menjadi pakan ternak,” imbuhnya.
Gubernur mengaku dalam berbagai kunjungan kerjanya, dia terus mendorong agar seluruh lahan dapat dikelolah secara baik untuk pengembangan komoditi jagung.
“Jadi tidak ada lahan tidur. Yang ada orangnya yang lagi tidur. Untuk itu saya lagi mendorong agar tidak ada lagi lahan-lahan tidur di NTT,” tegas mantan Ketua Fraksi Nasdem di NTT itu.
Gubernur menambahkan, setiap kali bertemu Presiden Jokowi, dia selalu ditanyakan soal berapa hektare lahan yang ditanami jagung di NTT.
Pertanyaan ini menurut VBL, karena Indonesia hingga saat ini masih mengimpor jagung.
“Jadi kalau kita tanam jagung, maka kita juga telah menyelamatkan bangsa ini karena masih impor jagung,” tandas gubernur.
“Dengan tanam jagung, maka kita juga mempersiapkan untuk punya pakan ternak. Karena pakan ternak itu sampai saat ini masih dipasok dari pulau Jawa. Satu tahun NTT keluarkan Rp 1 triliun untuk beli pakan ternak. Untuk itu kita ingin Rp 1 triliun itu tidak akan pergi lagi dengan cara membangun pabrik pakan ternak di NTT,” lanjut dia
Untuk pembangunan pabrik pakan ternak, maka jagung yang ditanam tidak semata-mata untuk dikonsumsi, tetapi sebagai bahan dasar pakan ternak.
NTT menurut gubernur, memiliki seluruh kebutuhan dasar untuk memproduksi pakan ternak yang berkualitas.
“Kita punya jagung, tepung ikan karena ikan kita banyak, kelor terbaik, dan juga ampas kelapa. Semua bahan dasar ini akan diolah menjadi pakan ternak berkualitas,” sebut gubernur.
Masih menurut gubernur, melalui Karo Hukum Setda NTT, dia telah meminta untuk membuat Pergub yang melarang kelapa keluar dari NTT.
“Nanti kita bikin minyak goreng sendiri. Ampasnya kita pakai untuk pakan ternak. Semua bahan sudah lengkap di NTT. Karena itu ke depan kita harus mandiri untuk pakan ternak,” tandas VBL.
Terpantau, usai kegiatan panen jagung secara simbolis, gubernur juga melepas pengiriman 24 ton jagung TJPS kemitraan Kabupaten Manggarai Timur ke Surabaya. (*/BN/PN)