KUPANG, BN – Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo melakukan kampanye di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (2/12/2023).
Di Kupang, Capres nomor urut 3 ini langsung melakukan agenda kampanyenya dengan mengunjungi para tokoh agama termasuk Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT).
Kepada media, mantan Gubernur Jawa Tengah ini menyoroti dua kasus besar yang menonjol di provinsi NTT yakni stunting dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Menurut Ganjar, stunting itu soal akses kesehatan yang mestinya dibikin satu puskesmas di satu desa atau pustu (puskesmas pembantu) yang dilengkapi satu nakes dan dokter.
“itu mesti kita wujudkan. Sehingga mereka dapat menangani pola ibu mengandung sampai pada melahirkan seribu hari pertama,” kata Ganjar di halaman kantor Sinode GMIT.
Menurutnya, untuk menangani stunting, yang perlu diperhatikan adalah ibu hamil. Ganjar menilai pentingnya pendataan seluruh usia kehamilan dari waktu ke waktu.
Dia mencontohkan, saat menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ada program penanganan stunting ‘Mengintip Orang Hamil.’ Ganjar menjelaskan mengintip yang dimaksud yaitu memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil, sehingga gizi bagi bayi tercukupi.
“Bahkan kami akan dorong, untuk satu nakes satu pasien sehingga ada banyak cara orang untuk bisa membantu,” katanya.
Selain stunting, Ganjar saat melakukan pertemuan dengan Ketua Sinode GMIT Pendeta Mery Kolimon juga membahas masalah TPPO di NTT. Menurutnya, perlu peran pemerintah daerah, penegak hukum, dan kerja sama antara pemda serta semua pihak.
Dia berjanji apabila terpilih sebagai presiden pada 2024, maka akan dibuat satu layanan yang dapat diakses oleh masyarakat untuk langsung mengadukan setiap kasus.
“Mesti ada laporan masyarakat, mesti ada layanan yang bisa diakses masyarakat untuk diakses sehingga kita bisa tangani lebih cepat,” tandasnya.
Capres dari PDIP ini mengatakan selama kunjungan di Kota Kupang, ia mendapat masukan banyak hal dari tokoh-tokoh agama. Menurut Ganjar, beragam masalah yang disampaikan mulai dari kesehatan, sosial, pendidikan, hingga infrastruktur.
“Kami diminta untuk jaga keterlibatan dalam menjelang pemilu, dan ini yang menurut saya pesan yang harus didengar dan dilakukan,” kata Ganjar di gedung Sinode GMIT. (*/BN/DT)