BNN RI Gelar Pertemuan Antisipasi Kejahatan Drugs Trafficking di PLBN

  • Whatsapp
Istimewa

KUPANG, BN –Badan Nasional Narkotika (BNN) RI akan gelar pertemuan dengan para stakeholder dan lembaga-lembaga Luar Negeri, dalam mengantisipasi kejahatan Drugs Trafficking di wilayah Pos Lintas Batas Negera (PLBN).

“Kita akan melakukan kerjasama dengan mereka, dalam menjaga PLBN di seluruh Indonesia,” tegas Kepala BNNP NTT, Brigjen Pol. Riki Yanuarfi saat pertemuan dengan wartawan, di My Kopi O Kupang, Senin (13/11/2023) sore.

Read More

Pertemuan tersebut, tegas Riki Yanuarfi, akan diselenggarakan selama lima hari, yakni mulai tanggal 14-18 November 2023, yang langsung dihadiri Kepala BNN RI, Komjen Pol.Prof. Dr. Petrus R. Golose.

“Kegiatan ini sekaligus kunjungan kerjanya ke Kota Kupang dan Kabupaten Manggarai Barat,” jelas Riki Yanuarfi.

Di Kota Kupang, tambah Riki Yanuarfi, dengan acara National Border ManagementConsultation Meeting Drugs Trafficking at The Border, sedangkan di Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat digelar Dialog Kepahlawanan Perang Melawan Narkoba dan Deklarasi Komitmennya.

“Yang akan hadir besok diantaranya PLBN Papua, PLBN Atambua, PLBN Etikong, PLBN Jagoi Babang , PLBN Motaain, PLBN Serasan kepulauan Riau, PLBN Pontianak, dan PLBN Nunukan. Pokoknya semua PLB diseluruh Indonesia sudah kita undang,” tandasnya lagi.

Diakui Riki Yanuarfi, kegiatan ini membahas antisipsi kejahatan-kejahatan Drug Trafiking di perbatas, sehingga mencegah narkotika masuk ke Indonesia.

“Kita tahu ada 1,95 Persen atau 3,9 Juta Jiwa penduduk Indonesia sudah terpapar narkotika. Untuk itu BNN harus menggandeng semua stakeholder, agar bia menekan masuknya narkotika ke Indonesia,” ujarnya.

Dikatakan Riki Yanuarfi, saat ini ada penambahan jenis narkoba yakni New Psychoactive Substances (NPS) yang masuk ke Indonesia, sehingga perlu ada informasi-informasi ke setiap lembaga dan setiap stakeholder, untuk menyamakan persepsi dan visi dalam mencegah narkotika ke Indonesia.

“Di awal tahun 1990-an -2000 an, Indonesia sebagai negara transit, tapi pada perkembangan waktu, sudah menjadi target, bahkan tujuan perdagangan narkotika yang cukup signifikan,” ungkap Riki Yanuarfi. (*/BN)

Related posts