KUPANG, berandanusantara.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggandeng mitra kerja Komisi IX DPR RI untuk mensosialisasikan program keluarga berencana (KB) di berbagai daerah, termasuk Nusa Tenggara Timur (NTT).
Anggota DPR RI Komisi IX asal NTT, Imanuel Blegur dalam dalam materi yang di sampaikan di aula Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Kupang, Kamis (23/05/19), mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam menciptakan keluarga berkualitas melalui progam KB.
“Mari bersama-sama menciptakan keluarga berkualitas melalui KB,” kata Imanuel Blegur yang juga anggota Fraksi Golkar tersebut.
IDia mengatakan, kekuatan pokok negara Indonesia adalah keluarga, sebab keluarga yang tidak menghasilkan generasi yang berkualitas, hanya akan merugikan negara.
“Kalau generasi yang lahir tidak hebat, maka negara akan kolaps,” katanya.
Ima Blegur, sapaan akrabnya menambahkan, yang jadi persoalan adalah remaja di Indonesia dan NTT Khususnya kurang mendapatkan informasi tentang pentingnya KB. Sehingga, jelas dia, banyak remaja kita yang terperangkap dalam pergaulan bebas.
“Dari hasil penelitian di Yogyakarta terdapat sebanyak 80 persen mahasiswa di daerah Yogyakarta tidak perawan. Semoga dengan penjelasan dari BKKBN tentang Keluarga berencana bisa menahan diri,” tegas Ima.
Terkait dengan informasi KB, jelas Ima, hanya 41 persen yang mendengarkan informasi tentang keluarga berencana. Ini berarti bahwa di Indonesia ini masih banyak keterbatasan Informasi tentang keluarga berencana.
“Kami berharap sosialisasi seperti ini juga dilakukan di setiap kampung, sehibgga bisa mendapatkan informasi keluarga berencana seperti ini,” katanya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Perwakilan NTT, Marianus Mau mengatakan, keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak, oleh karena itu keluarga berperan menjadi fondasi utama dalam membangun karakter anak dalam masa yang akan datang.
“Oleh karena itu, melaksanakan fungsi keluarga tidak bisa asal-asalan, walaupun tidak mudah,” kata Marianus
untuk menghadapi bonus demografi 15 tahun mendatang, bangsa Indonesia harus melahirkan generasi yang unggul.
“Karena generasi ke depan adalah penerus pembangunan bangsa, dan dalam menghadapi bonus demografi, keluarga Indonesia harus melahirkan bibit unggul, makanya berkeluarga harus direncanakan,” katanya.
Marianus menambahkan, penduduk yang berkualitas dimana harus di rencanakan karena penduduk yang berkualitas adalah penduduk harus sehat dan harus mempunyai pendidikan yang tinggi.
”Kita ketahui keluarga berencana adalah keluarga yang mempunyai rencana dimana untuk mempunyai anak ada batasan waktu diantar 3 – 5 tahun baru mempunyai anak, KB bukan bertujuan untuk membatasi agar tidak tdk memperoleh anak Tetapi dengan program keluarga berencana kita membatasi hak Ibu sehingga dapat menekan angka kelahiran dan Kematian ibu dan anak,” pungkasnya. (Tim)