LEMBATA, berandanusantara.com – Cagub NTT nomor urut 3, Benny K Harman atau akrab disapa BKH, kembali melakukan blusukan ke pasar tradisional. Kali ini, Kamis (1/3/2018) giliran pasar Pada, kabupaten Lembata. Lagi-lagi, modal usaha jadi keluhan pedagang pasar setempat.
Salah satu pedagang pasar Pada, Teresia Wuwur mengaku, dirinya melakukan pinjaman ke koperasi harian sebesar Rp 1 juta, sementara dia harus membayar angsuran setiap harinya Rp. 50 ribu. Itu pun, kata dia, masih sangat kesulitan karena apa yang dijual belum tentu habis terbeli.
“Kami sangat kesulitan sebagai pedagang kecil,” ungkap dia.
Sama halnya dengan Silvester Ribu. Pedagang sayur ini mengeluhkan soal biaya transportasi yang cukup tinggi, dan tidak sebanding dengan apa yang mereka jual. Sementara, kata dia, jika tidak habis terjual harus dibawa pulang, dan besoknya harus kembali lagi ke pasar.
“Saya hanya jual sayur kacang panjang dan kemangi yang diambil dari kebun sendiri,” ujar dia.
Blusukan ke pasar merupakan hal rutin mantan Ketua Komisi III DPR RI itu selama masa kampanyenya. Seperti biasa, dalam blusukan di pasar Pada BKH berbincang-bincang dengan para pedagang sekaligus menjaring aspirasi mereka.
Dalam beberapa kunjungan ke pasar tradisional di beberapa kabupaten yang dikunjungi, modal usaha selalu menjadi persoalan para pedagang pasar. Meski demikian, salah satu program prioritas paket Harmoni, tagline pasangan Benny K Harman-Benny A Litelnoni yakni modal usaha tanpa jaminan adalah salah satu cara menjawab keluhan tersebut. (Andyos/tim)