KUPANG, berandanusantara.com – Bendungan Kambaniru di Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami kerusakan cukup parah dihantam badai Siklon Tropis Seroja bulan April lalu.
Keberadaan Bendungan Kambaniru memiliki peranan penting untuk sektor pertanian setempat. Apalagi, masyarakat di sana sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani.
Untuk itu, Pemerintah Pusat telah menganggarkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp90 Miliar untuk kepentingan rehab Bendungan Kambaniru.
Besaran biaya tersebut dibagi dalam 2 tahap yakni tahun 2021 sebesar Rp67,5 Miliar dan tahun 2022 sebesar Rp22,5 Miliar. Pekerjaan yang direncanakan yakni pembuatan empang dan tanggul.
Empang dan tanggul yang akan dikerjakan di hulu sungai panjangnya 300 meter menggunakan beronjong. Tujuannya, untuk mengalirkan air ke bangunan pengambilan air, dengan saluran pengalih. Sehingga air mampu mengalir kembali ke saluran irigasi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, Jumat (4/6/2021) telah berkunjung dan melihat langsung kondisi Bendungan Kambaniru.
Menteri saat itu didampingi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Sumba Timur, Kristofer Praing, Wakil Bupati, David Melo Wadu, Forkompimda Sumba Timur, serta rombongan dari Pemprov NTT.
Bupati Kristifel Praing mengatakan kedatangan Menteri Suharso Monoarfa ke Sumba Timur memberi semangat dan harapan bagi pemerintah dan masyarakat, untuk bangkit sekaligus menyelesaikan persoalan infrastruktur pascabencana, termasuk Bendungan Kambaniru.
“Bendungan Kambaniru mengairi 1440 hektar sawah dan ribuan masyarakat menggantungkan hidupnya pada bendungan tersebut,” ungkap Bupati Kristofel Praing.
“Terima kasih kepada Pak Menteri dan Pak Gubernur kami, karena kedatangan Bapak berdua bersama rombongan tentu memberi secercah harapan dan semangat bagi kami semua untuk bangkit kembali,“ tuturnya. (*BN/HMS)