KEFAMENANU, berandanusantara.com – Dana bantuan Badai Seroja bagi 200 Kepala Keluarga (KK) sebesar Rp5,3 miliar di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga kini belum tersalurkan.
Dana tersebut rupanya masih mengendap di rekening Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Padahal, dana tersebut telah dicairkan pemerintah pusat sejak bulan Desember 2021 untuk membantu warga terdampak badai seroja.
Kepala BPBD TTU, Yosefina Lake menuturkan, dana bantuan Seroja hingga kini belum disalurkan lantaran masih menunggu persetujuan pemerintah daerah terkait dana pendamping, untuk kelancaran penyaluran bantuan.
“Untuk sementara kami mengusulkan dana pendamping. Karena kami mau berproses tapi masih menanti dana pendamping,” tutur Yosefina, Kamis (3/2/2022).
Ia juga menyampaikan, dana pendamping yang diusulkan ini sudah disepakati oleh Bupati TTU Juandi David. Namun, informasi tentang dengan adanya dana pendamping baru disampaikan secara lisan oleh pihak Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) TTU.
“Kami belum bisa memulai kegiatan karena informasinya juga masih secara lisan disampaikan Kepala BKAD TTU Pak Bonefasius Ola Kian. Kita masih menanti kepastian dana tersebut benar-benar sudah ada,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Yodefina, sambil menanti kejelasan informasi dana pendamping, pihaknya kini sementara memproses petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis terkait penyaluran bantuan seroja bagi 200 KK terdampak badai seroja.
Untuk diketahui, dana pendamping yang dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan penyaluran bantuan badai seroja sebesar Rp789 Juta yang akan membiayai fasilitator dan tim teknis, verifikasi dan validasi pendataan rumah.
Selain itu, biaya monitoring dan evaluasi, serta biaya lain-lain yang berkaitan dengan urusan pembangunan rumah layak huni bagi korban badai seroja. Biaya untuk korban bervariasi tergantung kerusakan yakni dengan rincian, rusak berat 50 juta, rusak sedang 25 juta dan rusak ringan 10 juta rupiah. (Vian Anunu/BN)