BAJAWA, berandanusantara.com – Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho berjanji segera merespon harapan pedagang akan hadirnya fasilitas layanan anjungan tunai mandiri (ATM) di Pasar Digital Bobou, Bajawa, Kabupaten Ngada.
Komitmen ini disampaikan orang nomor satu pada bank kebanggaan masyarakat NTT di sela-sela kegiatan lauching Pasar Digital Bobou, Sabtu (16/4/2022) pagi.
Menurut Alex, pihaknya segera menjawab kebutuhan tersebut dengan menyediakan model layanan yang sangat adaptif.
Model layanan tersebut, menurut Alex, akan menyesuaikan dengan teknologi digital yang sudah ada.
“Kalau tadi kita sudah lihat itu transaksi yang bisa dilaksanakan dengan cara-cara pembayaran baik itu ATM, Qris ataupun mobile banking, ataupun kartu atau tarik tunai, dengan pendekatan teknologi yang ada yang nanti pada tanggal 19 April kita akan melauching itu sebagai wujud memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat,” kata Alex.
“Kita akan hadirkan layanan “BeJuBisa” yaitu hybrid antara Laku Pandai dan produk Bank NTT untuk menjawab tantangan atau harapan-harapan masyarakat untuk bisa bertransksi yang nyaman, aman, mudah, murah dengan kebutuhan ATM,” lanjut dia.
Sementara itu, Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur (NTT) mengapresiasi kinerja Bank NTT atas berbagai inovasi yang dilakukan saat ini, khususnya pengembangan digitaliasi pembayaran nontunai.
Hal ini diungkapkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, saat kegiatan lauching Pasar Digital Bobou, Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu (16/4/2022) pagi.
Menurut Nyoman, Bank Indonesia terus mendorong seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), termasuk Bank NTT untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Untuk itu, pasar tradisional harus terus didorong untuk menjadi pasar digital.
“Kami tentunya sangat mendukung program ini, karena ada dua tujuan, yaitu bagaimana bertransaksi antar pedagang dengan pembeli secara digital. Seperti yang terlihat di Pasar Bobou, seluruh pedagang sudah menggunakan Qris Bank NTT. Begitu juga pembayaran retribusinya semuanya menggunakan digitalisasi, sehingga semuanya bisa transparan, akuntabel, dan bisa setiap hari dicek berapa saldonya,” jelas Nyoman.
Dengan pengalaman di daerah lain, Nyoman sampaikan bahwa dengan model Qris atau pembayaran nontunai telah berdampak sangat luar biasa pada kenaikan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 30-70 persen.
Disamping itu ada efesiensi yang signifikan dalam pelaksanaan PAD, dan hal ini harus bisa dicontoh oleh seluruh kabupaten-kota di NTT.
Namun jika melihat NTT dari sisi indeks kompetitif, ternyata masih berada di ranking 26 dari 34 provinsi di Indonesia.
Hal ini mengindikasikan bahwa pencapaian di NTT masih jauh dari harapan.
“Ada beberapa variabel, yaitu tingkat kepemilikan smart phone dan inklusi keuangan, termasuk di dalamnya ada infrastuktur seperti akses jaringan internet,” sebut Nyoman.
Terhadap kondisi itu, Bank Indonesia bersama-sama dengan PJP, termasuk Bank NTT di tahun 2021, telah memberikan bantuan sosial Bank Indonesia berupa fasilitas wi-fi dan paket data kepada 25 pasar tradisional di NTT.
Terhadap hal ini, Nyoman mengapresiasi dukungan Bank NTT karena digitalisasi pasar tradisional sangatlah penting di dalam membangun digital di NTT.
Apalagi di NTT saat ini mengalami kenaikan sebesar 338 persen merchant Qris, atau meningkat dari 31.000 menjadi 105.000.
“Terima kasih kepada seluruh PJP, termasuk Bank NTT yang sangat luar biasa. Begitu juga di Kabupaten Ngada ini mengalami kenaikan merchant Qris 467 persen, atau dari sekitar 600an menjadi 19.000,” sebut Nyoman.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa sudah sedemikian banyak yang dilakukan Bank Indonesia dalam rangka menuju digitalisasi.
“Tetapi di tahun 2022 ini, kita targetnya tidak hanya merchant, tetapi juga user yaitu sebanyak 345.000, dibandingkan jumlah penduduk sebesar 8-9 persen. Kami berharap dengan dukungan dari gubernur, pemerintah kabupaten-kota juga seluruh PJP dan Bank NTT, target ini kita akan capai di tahun 2022,” sebut Nyoman disambut tepuk tangan hadirin.
Bank Indonesia juga akan tetap mendukung pasar digital melalui program wi-fi gratis, baik kepada 25 pasar tradisonal yang ada, maupun perluasan yang akan dilakukan.
Komitmen Bank Indonesia menurut Nyoman akan terus ada, termasuk di dalamnya selalu melakukan edukasi dan mendorong seluruh stakeholder, seperti kerjasama Bank NTT dengan Pemda Ngada ini, agar digitalisasi ini berjalan dan terus berkembang hingga mencapai harapan bersama.
“Terima kasih kepada Bank NTT yang telah mendukung seluruh digitalisasi termasuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang ada di NTT,” ucap Nyoman.
Terpantau, pada kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan perjanjian kredit pinjaman daerah antara Pemerintah Kabupaten Ngada dengan Bank NTT.
Termasuk, penandatanganan kerja sama penerimaan pembayaran retribusi daerah antara Pemda Kabupaten Ngada dengan Bank NTT.
Hadir pada kesempatan itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Bupati Ngada Paru Andreas, bersama sejumlah pimpinan DPRD Provinsi NTT dan para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) lingkup Pemprov NTT.
Adapula jajaran direksi Bank NTT, bersama para staf khusus gubernur. (*/BN/PT)