KUPANG, berandanusantara.com – Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanamam Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia memotivasi anak-anak daerah untuk tidak minder dengan yang kuliah di Jawa dan luar negeri.
Saat memberikan kuliah umum di di Universitas Citra Bangsa (UCB) Kupang, NTT, Sabtu (22/5/2021) kemarin, Bahlil mengemukakan bahwa kualitas seorang mahasiswa tidaklah dijamin oleh kampus tempat di mana dia kuliah.
“Yang menjamin kualitas mahasiswa adalah mahasiswa itu sendiri,” ujar Bahlil di hadapan ratusan mahasiswa.
Menurut Bahlil, anak-anak daerah memiliki kualitas yang tak kalah hebat dibanding anak-anak yang sekolah di Jawa, bahkan luar negeri sekalipun. Asalkan, menurut dia, anak-anak daerah selain kuliah, harus bisa mengembangkan diri.
“Perlu mengembangkan diri sehingga mampu bersaing,” jelas mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.
Dia mencontohkan dirinya yang saat ini menjadi Menteri dahulunya kuliah S1 di sebuah Sekolah Tinggi di Jayapura, Papua. Begitu juga dengan S2, dia menyelesaikannya di sebuah Universitas di Jayapura.
“Jadi jangan salah, tidak selamanya Sekolah Tinggi itu kualitasnya jelek. Buktinya saya, tamatan Sekolah Tinggi bisa jadi Menteri,” ujar Bahlil.
Pengusaha sukses asal Papua ini juga membeberkan sebuah penelitian yang menjelaskan bahwa jumlah lulusan Perguruan Tinggi (S1) di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua di tahun 2015 berjumlah 5,7 juta orang.
Dari jumlah itu, jelas Bahlil, 83 persen bercita-cita menjadi karyawan atau PNS, 14 persen menjadi politisi dan ASN. Sementara yang bercita-cita menjadi pengusaha hanya 3,5 persen.
“Pertanyaan yang timbul, apa keinginan para lulusan itu? Keinginannya mau mapan secara ekonomi. Semuanya mau kaya,” jelas pengusaha sukses di tanah Papua ini.
Namun, antara keinginan dengan pilihan pekerjaan justru kontraproduktif, karena menurut dia, tidak ada karyawan atau PNS yang kaya. Hanya dengan menjadi pengusaha barulah bisa kaya.
“Jadi para mahasiswa harus mulai bergeser atau merubah cara pandangnya. Semua lulusan apapun dan dari mana pun bisa menjasi pengusaha,” katanya.
Pada kesempatan itu, Bahlil mengajak para mahasiswa untuk berani mengambil jalan untuk menjadi pengusaha atau enterpreneur. Apalagi saat ini quota penerimaan PNS tidaklah sebanding dengan jumlah lulusan Perguruan Tinggi.
“Total penerimaan karyawan baik PNS, TNI, Polri serta BUMN setiap tahun tidak lebih dari 800 ribu. Sementara setiap tahun kampus mengeluarkan output 29 juta. Sisanya mau ke mana?,” imbuhnya.
Di sisi lain, jelasnya, negara harus hadir untuk membuat regulasi dan kebijakan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat, karena menjadi cita-cita para pendiri bangsa.
“Solusinya banya menjadi pengusaha. Menjadi pengusaha adalah solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan,” tuturnya.
Untuk menjadi pengusaha baik itu UMKM maupun skala yang lebih besar, tambah Bahlil, saat ini sudah sangat mudah. Negara telah memudahkan pengurusan administrasi ijin usaha.
“Akses permodalan lewat perbankan juga saat ini sudah bisa dijangkau siapapun,” katanya.
Selain Bahlil Lahadalia, yang turut menjadi narasumber dalam kuliah umum di UCB Kupang yakni calon ketua umum Kadin, Arsjad Rasjid dan Pembina UCB yang jug Senator asal NTT, Abraham Paul Liyanto. (*BN/AM)