KUPANG, BN – Seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Kota Kupang turun serentak menanam anakan kelor di lahan milik Pemkot di Kelurahan Naimata, Jumat (4/11). Kegiatan hari ini merupakan kelanjutan dari penanaman di tempat yang sama sehari sebelumnya. Di bawah komando langsung Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh,SH bersama para Asisten Sekda dan Pimpinan Perangkat Daerah, dalam waktu sekejap 2000 anakan kelor yang disediakan oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Benain Noelmina, UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI berhasil ditanam di atas lahan seluas kurang lebih 3,2 ha.
Saat memantau proses penanaman oleh para pegawai, Penjabat Wali Kota minta kepada Lurah Naimata bersama jajarannya serta Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Kesehatan Kota Kupang sebagai penanggung jawab untuk secara rutin mengontrol perkembangan kelor yang sudah ditanam tersebut. Dia berharap dalam waktu dekat rumah pengering dan rumah produksi segera dibangun sebelum kelor dipanen.
Penjabat juga memberi apresiasi kepada para pegawai yang sudah antusias mendukung upaya menanam kelor di lahan tersebut, sehingga tidak butuh waktu lama semua anakan kelor yang disediakan sudah berhasil ditanam. Metode yang sama menurutnya akan dilakukan di lahan-lahan lain yang akan ditanam. Pada kesempatan yang sama Penjabat minta kepada Dinas Pertanian Kota Kupang untuk segera menyiapkan lahan selanjutnya untuk ditanam secara bersama-sama seluruh pegawai pekan depan.
Di berbagai kesempatan sebelumnya, Penjabat Wali Kota berulang kali menegaskan, dalam rangka menekan inflasi dan menghadapi krisis global yang diprediksi melanda dunia pada tahun 2023 mendatang, Pemerintah Kota Kupang perlu melakukan langkah antisipasi. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur, baik milik pemerintah, warga maupun pihak ketiga, untuk ditanami tanaman produktif serta tanaman holtikultura yang selama ini memberi kontribusi terhadap laju inflasi, seperti cabai, tomat dan bawang. Lahan di RT 1 RW 1 Kelurahan Naimata, menjadi lahan pertama sasaran program ini.
Program ini juga merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian, pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Daerah belum lama ini. Menurutnya Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan ekonomi global mengalami efek dari pertumbuhan yang lebih lambat dan inflasi yang lebih cepat. Dampaknya, harga komoditas yang lebih tinggi karena rantai pasokan pangan dan energi terganggu dan mendorong peningkatan inflasi, serta ekonomi dan perdagangan akan terganggu, menyebabkan krisis finansial sehingga pertumbuhan ekonomi terancam mengalami kontraksi.
Kunci utama pengendalian inflasi menurutnya adalah menjadikannya sebagai isu prioritas dan sinergi semua stakeholder seperti saat penanganan pandemi Covid-19. Langkah antisipasi lainnya adalah gerakan tanam pangan cepat panen, yakni menanam tanaman pangan cepat panen seperti cabai, bawang dan lainnya sebagai upaya mencukupi ketersediaan pangan rumah tangga. Gerakan inilah yang sudah mulai dilakukan oleh Pemerintah Kota Kupang. (*/BN)