KUPANG, berandanusantara.com – Perkembangan teknologi dan sumber daya manusia (SDM) memacu dunia perbankan untuk bekerja lebih cerdas, lebih cepat, lebih efisien dan lebih mudah terutama dalam memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah.
Industri perbankan yang selama ini menggunakan cara-cara tradisional dalam penerapan teknologi maupun proses pelayanan diyakini akan tertinggal jauh. Oleh karena itu, inovasi cerdas wajib dihadirkan oleh industri perbankan jika tidak ingin ketinggalan arus perkembangan teknologi dan SDM industri perbankan.
Hal ini disadari betul oleh Direktur Umum Bank NTT, Yohanis Landu Praing. Memimpin 4 Divisi vital, pria yang mengawali karir di Bank NTT sebagai pelaksana ini, terus berbenah dan menciptakan berbagai inovasi cerdas.
Baru 2 bulan dilantik menjadi Direktur Umum, Yohanis Landu Praing berhasil mengagas dan melaksanakan proses migrasi data Bank NTT. Hasilnya, saat ini Bank NTT telah menggunakan sistem IT terbaru yaitu core banking T-24.
Sistem ini merupakan aplikasi inti perbankan berstandar dunia yang dipakai lebih dari 2000 bank di seluruh dunia dengan fitur regulasi yang terintegrasi dan lengkap seperti Antasena, Apolo, PSAK 71, APUPPT, dan lain-lain, dan telah mengikuti aturan dan regulasi/roadmap arahan regulasi perbankan (OJK dan BI) serta data center Tier tertinggi di Indonesia (Tier IV).
Sistem IT tercanggih tersebut akan memperkuat Bank NTT sebagai salah satu bank digital di Indonesia serta menjamin sistem informasi dan teknologi (IT) dan ready for the future/siap menghadapi masa depan.
Ini adalah pencapaian yang membanggakan bagi Bank NTT karena peralihan System Core Banking dilakukan secara serentak di seluruh kantor cabang di Provinsi NTT dan Surabaya yang memiliki 2 perbedaan waktu. Hal ini merupakan migrasi big bang yang pertama kali dilakukan oleh Bank NTT serta dilakukan pada 250 kantor Bank NTT,” ucap Yohanis Landu Praing kepada wartawan belum lama ini.
Dirum Bank NTT ini mejelaskan, dirinya sangat fokus untuk membenahi 4 Divisi yang berada dibawah Direktorat Umum Bank NTT. Divisi yang berada dibawah Direktorat Umum adalah Divisi SDM, IT Suport, Divisi Operasional dan Divisi Umum. Direktorat Umum, kata pria yang akrab disapa Umbu ini, memiliki tugas sebagai dapur yang mensuport kinerja dari Direktorat lain di Bank NTT.
“Kalau di SDM itu sangat vital, sehingga bagaimana kita bisa meningkatkan kompetensi mereka yang berujung pada peningkatan kinerja. Peningkatan kinerja yang kita harapkan adalah peningkatan laba, NPL harus bagus, dan lain-lain juga harus bagus. Kalau SDM bagus, otomatis perusahan akan berkembang jadi lebih baik,” jelas Yohanis.
Menurut mantan Kadiv RenCorsec Bank NTT ini, SDM di Bank NTT harus diperlakukan sebagai aset Bank, karena jika SDM diperlakukan sebagai aset, maka akan ada peningkatan produktifitas dan kinerja. Hal ini akan menghasilkan pendapatan dan benefit bagi Bank NTT.
Kedepan, pihaknya akan melakukan maping terhadap para pegawai Bank NTT berdasarkan SDM sehingga akan diberikan pelatihan khusus, karena tenaga SDM yang baik tersebut akan menjadi aset yang menjanjikan bagi Bank NTT kedepan.
Ia menjelaskan, jika SDM dan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai Bank NTT bagus, maka otomatis perusahan akan berkembang ke arah yang lebih baik lagi. Nantinya program pelatihan bukan hanya untuk analis kredit dan appraisal, tetapi juga untuk seluruh pegawai Direktorat akan dilakukan pelatihan.
“Sehingga bisa meningkatkan kompetensi serta wawasan mereka lebih luas. Seperti para pakar mengatakan, orang Bank memiliki 4 kapital, yaitu harus memiliki kapital knowledge, kapital skills, kapital attitude, serta kapital experience. Kalau empat hal ini kita lakukan, pasti Bank akan menjadi lebih baik lagi,” jelas Dirum Bank NTT, Yohanis Landu Praing.
Bank NTT, sambung Dirum, akan melaksanakan pelatihan untuk sertifikasi manajemen, sehingga jika seseorang didorong untuk menjadi pemimpin, berarti yang bersangkutan benar-benar layak dan kompeten.
“Artinya semua persyaratan yang dibutuhkan sudah termasuk di situ. Misalnya untuk menjadi seorang Kepala Cabang, maka dia minimal harus memiliki sertifikasi manajemen level dua, Kepala Divisi minimal harus level tiga, sampai pada Direksi harus level lima. Level empat dikhususkan untuk Kepala Divisi, karena mereka akan dipersiapkan untuk menjadi calon-calon direksi yang tentunya akan melalui penilaian dan assessment yang dilakukan oleh Komisaris dan Direksi,” jelas mantan Kacab Bank NTT Malaka ini.
Direktorat Umum, jelas Umbu, saat ini sedang melakukan pemetaan berdasarkan grading sistem dengan career path. Grading sistem merupakan kepekatan berdasarkan masa kerja, ijazah, serta pengetahuan. Sedangkan career path artinya tidak semua yang nantinya akan menjadi pimpinan cabang.
“Contoh untuk analis kredit, itu kita bikin career patg sendiri. Yang nantinya grade mereka akan sama dengan Pimpinan Cabang dan Kepala Divisi. Ada yang namanya analis senior, ada analis junior, dan analis madya. Jadi career path di masing-masing Direktorat kita akan bikin sehingga tidak ada rasa kecemburuan antara masing-masing Direktorat,” tegas Dirum Landu Praing.
Sementara itu, kata Umbu, tugas dari Divisi IT Suport adalah bagaimana bisa memberikan suport kepada seluruh direktorat yang ada, baik Direktorat Dana, Direktorat Kredit, Direktorat Utama, serta Direktorat Kepatuhan.
“Jadi mereka siapkan mesinnya, tetapi polanya dari direktorat lain. Sehingga ada sinergitas antara direktorat lain dengan direktorat umum khususnya di bidang IT Suport,” jelas Dirum Bank NTT ini.
Salah satu peran vital di Bank NTT juga dilaksanakan oleh Divisi Umum yang merupakan dapur dari perusahan. Divisi Umum mengelolah seluruh aspek material maupun non material. Direktur Umum Bank NTT ini menjelaskan, Divisi Umum juga bertugas mengusulkan pembangunan kantor cabang, kantor capem, kantor kas, serta mengurus semua biaya operasional yang berada di perusahan.
Sedangkan Divisi Operasional membawahi seluruh operasional Bank NTT yang berada di seluruh kabupaten. Standar operasional prosedur harus betul-betul update, sehingga tidak kalah dengan bank-bank lain.
“Artinya kalau SOP kita bagus, pasti resiko juga dapat kita mitigasi dengan baik. Karena kalau orang bekerja sesuai SOP, pasti alurnya jelas dan bagus. Sehingga kita harapkan semua kinerja harus sesuai dengan standar operasional prosedur yang ada,” urai mantan Kepala Cabang Khusus Bank NTT ini.
Direktur Umum Bank NTT, Yohanis Landu Praing menekankan, jika semua sistem berjalan dengan baik, maka otomatis harmonisasi pekerjaan dan sinergitas antar Direktorat akan lebih baik lagi. Hal tersebut merupakan tugas Direktorat Umum untuk mendukung Direktorat yang lain di Bank kembanggan masyarakat NTT tersebut.
“Dari sisi pelayanan termasuk SDM, itu perlu kita tingkatkan. Bagaimana service kita kepada nasabah, karena nasabah merupakan raja. Nasabah paling penting, karena tanpa nasabah kita tidak bisa hidup dan tidak bisa bergerak. Bagi kami, nasabah adalah yang paling utama. Karena mereka, Bank ini bisa bertumbuh menjadi lebih baik lagi. Karena menabung di Bank NTT, sama dengan membangun NTT,” tandas Direktur Umum Bank NTT, Yohanis Landu Praing.
Diberitakan sebelumnya, pada saat HUT Bank NTT Ke-58, telah diluncurkan beberapa produk baru merupakan sinergitas antara seluruh Direktorat dantaranya Direktorat Kredit, Dana, Direktur Utama, dan Direktorat Umum.
Program-program dan produk inovasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan Bank NTT kepada nasabah. (*NM/AM*)