
KUPANG, berandanusantara.com – Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa Bank NTT Tahun Buku 2020 memutuskan dinonaktifkannya Direktur Utama(Dirut) Izhak Eduard. Sebagai pengganti, ditunjuklah Aleks Riwu Kaho sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama.
Aleks Riwu Kaho sebelumnya menjabat sebagai Direktur Pemasaran Dana. Selain sebagai Plt Dirut, Aleks juga akan merangkap jabatan sebagai Direktur Pemasaran Kredit yang sebelumnya dijabat oleh Absalom Sine.
Absalom Sine sendiri akan bergeser menjadi Direktur Pemasaran Dana. Sementara Direktur Umum tetap dijabat Yohanes Landu Praing. Begitu juga dengan Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu untuk sementara tetap bertahan di posisinya.
Menurut Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, dengan melihat pencapaian target, maka RUPS memutuskan melakukan penyegaran di tubuh direksi Bank NTT.
Ditambah lagi, kata Laiskodat, aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih ketat yakni pada tahun 2024 nanti modal yang harus disetor sebesar Rp3 Triliun. Sementara posisi Bank NTT saat ini masih kekurangan Rp1,2 Triliun.
“Kami membutuhkan kerja-kerja yang lebih ekstrim dan profesional. Apalagi tahun ini, tahun yang sangat sulit. Kalau tidak disiapkan dengan baik maka Bank NTT tidak akan jadi bank yang hebat,” tegas Laiskodat, Rabu (6/5/2020) saat memberikan keterangan pers terkait hasil RUPS.
Selain itu, Laiskodat juga menyentil soal angka Non Performing Loan (NPL) atau kredit macet yang mencapai 4 persen lebih. Menurutnya itu tanda yang berbahaya.
Untuk itu, dia mendorong Direksi agar bekerja lebih keras dengan langkah-langkah yang tepat, agar NPL bisa ditekan dan tidak menggerus keuntungan di masa yang akan datang.
“Perlu ada pembenahan-pembenahan dan perlu juga ada tim kerja. Tidak butuh ‘superman’ tapi yang dibutuhkan adalah tim yang super untuk membawa Bank NTT lebih hebat,” imbuhnya.
Penonaktifan Izhak Eduard dari jabatan Dirut lantaran kinerja keuangan tidak memenuhi target yang diberikan oleh pemegang saham.
“Dari target 500 Miliar, ternyata sampai dengan RUPS saat ini capaiannya tidak sampai bahkan sangat kecil, hanya 200 sekian,” Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Pemegang Saham Pengendali (PSP).
Komisaris Utama, Juveline Djojana mengaku pemegang saham merasa kecewa dengan pencapaian yang di bawah target. Oleh karena itu, timbulah keputusan untuk melakukan penyegaran di tubuh direksi.
“Menaruh orang yang tepat di posisi yang tepat. Memberikan kesempatan juga kepada direksi untuk bekerja lebih solid, bekerja lebih keras lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, sambil menjadi Plt Dirut, Aleks Riwu Kaho akan diproses administrasinya untuk menjalani uji kelayakan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) oleh Komite Remunirasi dan Nominasi (KRN).
“Karena untuk menjadi seorang dirut harus mengikuti uji kelayakan di OJK. Jika Pak Aleks lolos maka akan dilantik menjadi dirut,” katanya.
Dijelaskan, jika Aleks Riwu Kaho mulus melenggang ke posisi Dirut Bank NTT setelah uji kelayakan di OJK nantinya, maka Izhak Eduard akan kembali aktif namun di posisi baru sebagai Direktur Kepatuhan.
Hilarius Minggu yang saat ini sebagai Direktur Kepatuhan rencananya akan digeser ke posisi Direktur Umum yang saat ini dijabat oleh Yohanes Landu Praing. Sementara Yohanes Landu Praing akan mengisi jabatan Direktur Pemasaran Kredit.
“Kami percaya, keputusan ini merupakan keputusan yang terbaik. Dewan Komisaris sudah bisa memetakan kemampuan masing-masing direksi. Kami menjamin semua direksi profesional dan bekerja luar biasa,” pungkasnya. (AM/BN)