KUPANG, berandanusantara.com – Tensi politik di bumi ‘Hawu Miha’ kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur perlahan mulai memanas. Saling serang tak terhindarkan baik melalui media sosial, maupun secara terang-terangan di masa kampanye.
Semakin berjalannya waktu, masyarakat tentu mulai bisa menilai, siapa yang pantas memimpin Sabu Raijua di periode mendatang. Takem Radja Pono–Herman Hegi Radja Haba (TRP–Hegi) rupanya sudah mulai mendapat banyak simpati sebagai pemimpin impian Sabu Raijua. Keduanya begitu santun dengan berbagai ide cerdas.
Takem Irianto Radja Pono, begitu nama lengkap sang calon Bupati. Pria yang Lahir saat pembebasan ini memiliki nama yang unik. Takem artinya Tahun kemenangan dan Irianto merujuk kepada nama Irian yang saat ini lebih dikenal sengan sebuat Papua.
Takem adalah salah satu kepala bidang di Badan Penanggulanan Bencana Daerah ( BPBD) Provinsi NTT. Sebagai Aparatur Sipil Negara, Takem memiliki sederet pengalaman birokrasi. Dia pernah menjadi Kepala Rumah Tangga (Karungga) Gubernur NTT dan Sekretaris Badan Perbatasan NTT.
Tak dipungkiri, Takem yang lahir dan besar di Sabu Raijua kini sedang berkeliling mendengar apa saja yang aspirasi masyarakat. Lantas apa pendapat mereka tentang sosok Takem Radja Pono?. Salah satu Tokoh masyarakat Sabu, Nuse Here kepada media ini mengatakan, Takem adalah sosok yang pantas untuk memimpin Sabu Raijua pasca kepemimpinan Marthen Dira Tome-Nikodemus Rihi Heke atau yang dikenal dengan paket Mandiri.
“Saya pikir Takem Radja Pono sangat pantas untuk memimpin Sabu Raijua. Dia adalah sosok yang merakyat karna memang lahir dan besar di Seba. Dari sisi pengalaman juga tidak bisa diragukan. Sebagai ASN di Pemprov NTT, saya yakin dia bisa berbuat banyak untuk Sabu Raijua kedepan,” kata Nuse Here, Selasa, (14/5/2019).
Sabu Raijua kata Nuse, harus dipimpin oleh orang yang tidak saja mengenal secara baik tentang kondisi Sabu raijua, tapi juga seorang yang mampu secara birokrasi sehingga diharapkan dapat mengeksekusi berbagi program pembangunan sesuai dengan regulasi dan aturan yang telah ditetapkan. “Takem itu Birokrat tulen. Dia teruji secara manajerial. Saya percaya dia mampu membuat gebrakan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah,” pungkas Nuse Here.
Hal senada juga disampaikan oleh Kirenius Buli. Tokoh yang telah makan asam garam dalam dunia politik di Sabu Raijua ini secara tegas mengatakan bahwa Takem Radja Pono adalah The Next Ratu Kolo Moto di Sabu Raijua. Politisi Golkar ini juga mengaku sangat mengenal karakter seorang Takem Radja Pono sehingga dirinya tak ragu untuk memberi dukungan dan restu bagi salah satu putra terbaik dari Sabu Raijua itu.
“Takem Radja Pono itu The Next Ratu Kolo Moto. Saya omong bukan sekedar dengan cerita orang tapi saya kenal siapa dia. Saya pikir Takem adalah sososk terbaik yang diharapkan untuk memimpin Sabu kedepan. Tak bisa dipungkiri bahwa masyarakat Sabu Raijua sedang memimpikan seorang pemimpin yang bisa melanjutkan berbagai program di Sabu Raijua yang dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya,” tegas Anggota DPRD Sabu Raijua dari Partai Golkar ini.
Sebelumnya, Takem Radja Pono telah menyatakan diri telah siap untuk maju sebagai bakal calon bupati di Pilkada Sabu Raijua yang akan digelar pada tahun 2020 mendatang. Dia merasa terpanggil untuk membangun Sabu Raijua setelah sekian lama mengabdi sebagai Aparatut Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Keputusan saya untuk maju dalam hajatan politik ini tidak datang secara tiba-tiba. Ada aspirasi masyarakat yang kita lihat dan kita mau apa yang sudah dirintis pada waktu lalu bisa kita wujudkan,” ungkap Takem.
Ditanya apa alasan dibalik keinginanya maju di Pilkada Sabu Raijua, Takem Radja Pono mengatakan, saat ini masyarakat Sabu Raijua memiliki mimpi seorang pemimpin yang tegas serta mampu menjawab setiap persoalan yang dihadapi rakyat . Dia menegaskan, hanya seorang pemimpin yang memiliki empati yang tinggi terhadap rakyat yang mampu meneropong apa yang ada dalam lumbung masyarakatnya.
“Seorang pemimpin harus tegas sebab dalam tangannya bergantung nasib ribuan rakyat yang dipimpin. Pemimpin tidak boleh berada dalam zona nyaman semntara masyarakat bergulat sendiri dengan kesulitan dan kesusahannya sendiri. Pemimpin itu harus berani mengambil madu untuk rakyatnya tanpa harus takut akan digigit oleh lebah. Dasar pertimbangan itulah kenapa saya membulatkan tekad untuk maju sebagai calon bupati di Sabu Raijua,” papa Takem
Takem tak menampik bahwa ada berbagai persoalan yang harus dihadapi dalam membangun Sabu Raijua, terutama soal kondisi alam yang ganas. Takem Radja Pono mencontohkan, Sabu merupakan daerah semi arit yang terkesan tandus dan kering, karena masa penghujan yang terlampau singkat. Sebagai daerah baru tentu ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana menuntaskan persoalan kebutuhan air bagi masyarakat yang ada di enam kecamatan di Sabu Raijua.
“Air mata kekeringan memang menjadi sahabat setia ketika puncak musim kemarau menggerayangi Pulau sejuta lontar ini. Bulan September hingga November adalah masa kritis bagi masyarakat, hewan maupun tanaman yang ditakdirkan Tuhan mendiami pulau Sabu Raijua. Salah satu cara adalah bagimana membangun embung-embung supaya bisa menangkap air hujan ketika musim penghujan tiba. Semakin banyak embung yang dibangun maka akan semakin banyak persediaan air baku sehingga apa yang selama ini menjadi pergumulan masyarakat bisa terjawab,” papar Takem. (*SN/AM)