BA’A, berandanusantara.com – Sebutan Bupati Kedua yang disematkan kepada mantan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning rupanya mendapat protes dari anggota DPRD (Legislator) Partai Hanura, Feky Boelan.
Protes itu dilayangkan Feky pada saat gladi bersih dalam rangka pelantikan pimpinan DPRD Rote Ndao yang berlangsung di ruang sidang utama, Senin (4/11/2019).
Gladi yang dipimpin langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Rote Ndao, Beauty D.E. Simatauw, SH., MH awalnya berjalan baik. Namun di akhir gladi, Feky langsung mengangkat protes.
Protes Feky lantaran Master Of Ceremony (MC) pada gladi tersebut menyebut mantan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning dengan sebutan Bupati kedua.
Feky kemudian mempertanyakan siapa yang dimaksud dengan Bupati kedua seperti yang disampaikan oleh MC tersebut.
Karena menurut Feky, yang ia tahu selama ini hanya ada sebutan Bupati bagi orang yang sementara memimpin, serta mantan Bupati untuk pimpinan daerah yang telah selesai masa tugasnya.
“Apa-apaan ini? siapa lagi yang Bupati Kedua itu? ini ruangan terhormat, bukan tempat orang gila hormat di sini,” tegas Feky.
Feky lantas meminta agar pembawa acara agar tidak lagi menggunakan sebutan Bupati kedua saat kegiatan pelantikan pimpinan DPRD Rote Ndao pada Selasa (5/11/2019) besok.
“Sebaiknya gunakan sebutan mantan Bupati atau ketua PKK kabupaten Rote Ndao saja,” imbaunya.
Sekda Rote Ndao, Yonas Selly sampai berita ini diturunkan belum berhasil dikonfirmasi.
Untuk diketahui, Leonard Haning merupakan Bupati dua periode kabupaten Rote Ndao. Setelah itu digantikan kembali oleh istrinya dan Leonard Haning menjadi ketua PKK. (*tim)