
KUPANG, berandanusantara.com – Di balik pekerjaan “haram” yang dilakoni Pekerja Seks Komersial (PSK) penghuni lokalisasi Karang Dempel (KD) Tenau, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), ternyata berbuah kesuksesan bagi anak-anaknya.
Banyak diantara PSK yang tidak sekadar menghasilkan uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi dari pendapatannya itu bisa membuat anak-anaknya sukses. Bahkan ada anak dari mereka yang telah mengabdikan diri menjadi Polisi dan Tentara.
Pengakuan ini terlontar dari sejumlah PSK ketika hendak mengikuti acara Coffee Morning, Senin (17/12/2018) di Hotel Maya, yang digelar Pemerintah Kota Kupang, terkait rencana penutupan lokalisasi tepat pada 1 Januari 2018 mendatang.
Sebut saja Cintya (samaran) wanita paruh baya ini berkisah tentang hidupnya sebagai PSK di KD yang merupakan lokalisasi tua dan terbesar di NTT itu. Dia mengaku memiliki 3 orang anak dan dibiayainya dengan uang hasil kerjanya sebagai PSK. Anaknya bahkan memiliki prestasi yang cukup membanggakan.
“Rata-rata kami biayai anak kami untuk sekolah, coba lihat ini anak saya yang ada di Jawa,” ungkapnya sambil menunjukan foto anaknya saat menerima penghargaan sebagai atlet tolak peluru di daerah asalnya.
Menurut Cintya, meski bekerja sebagai PSK, namun dirinya tidak mau anak-anaknya ikut terjun di “dunia hitam” seperti dirinya. Dia ingin anaknya berguna bagi bangsa dan negara sebagaimana anak-anak dari orang tua yang bekerja normal.
“Ada kok anak-anak dari PSK yang sukses. Ada yang sudah jadi Tentara dan Polisi,” ungkap Cintya.
Penutupan yang pasti akan dilakukan tanggal 1 Januari 2018, membuat Cintya pasrah. Dirinya berharap agar pemerintah bijak untuk bisa memperhatikan mereka pasca penutupan, karena demi bertahan hidup dan menyekolahkan anak-anaknya.
“Kami harap pemerintah bisa bantu. Kalau ada lapangan pekerjaan yang lebih baik, kami sangat bersyukur,” pungkasnya. (AM)