KUPANG, berandanusantara.com – Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, NTT, menjadi tuan rumah penyelenggaraan symposium internasional SVD Asia Pacific Zone (ASPAC) Missiological Education and Research (MER).
Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Pater Dr. Philipus Tule, SVD menyebutkan, kegiatan ini diikuti oleh 50-an peserta baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dikemas secara offline dan online.
“Jadi ada 24 peserta dari nasional, dan 26 orang peserta lokal yang ikut secara offline. Yaitu para dosen, mahasiswa, dan tamu undangan. Itu sudah dipersiapkan,” ujar Pater Philipus Tule, Rabu (22/6/2022).
Menurutnya, persiapan symposium internasional ASPAC MER sebenarnya dilaksanakan pada tahun 2020 lalu. Namun karena pandemi Covid, sehingga baru diselenggarakan tahun 2022.
“Saat itu masih Covid, maka semuanya ditunda. Tetapi sekarang sudah bisa dijalankan dengan segala keterbatasan, dimana tidak bisa menghadirkan banyak peserta seperti di negara lain,” jelasnya.
“Tetapi kita juga menyiapkan saluran online. Jadi simposium internasional ini akan dilaksanakan secara hybrid atau offline dan online,” jelasnya menambahkan.
Dirinya bersyukur bahwa semuanya bisa persiapkan mulai dari fasilitas IT, sarana dan pra sarana, serta ruangan yang bagus untuk bisa melaksanakan symposium internasional yang juga akan disiarkan secara online tersebut.
Pater Philipus Tule menyampaikan, symposium ini akan menyajikan pengalaman dari para peneliti senior, yang berpengalaman di level internasional.
“Unwira sedang mempersiapkan pendirian program studi baru yaitu Antropologi. Rencana-rencana penelitian kebudayaan dan lain-lain akan menjadi lebih efektif dan produktif dengan kehadiran program studi Antropologi,” ungkapnya.
Ia berharap dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah, agar pihaknya bisa mengundang profesor berpengalaman dari luar negeri untuk memberikan kuliah, bimbingan, riset dan publikasi untuk para dosen dan mahasiswa.
Untuk diketahui, Rektor Unwira Kupang Dr. Philipus Tule, SVD akan menjadi pembicara utama pertama, yang membawa materi dengan topik “Thinking and Acting Through Cultures (Doing Mission in Post-Nietzschean and Post-Schmidtian Society)“.
Materi kedua dalam Simposium Internasional ASPAC MER akan dibawakan oleh Direktur Institute of Indian Culture Prof. Dr. Sebastian M. Michael, SVD tentang “Postmodern Challenges to Christian Mission in an Asian Context“. (*/BN/HN)