KUPANG, berandanusantara.com – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, ketika hadir dalam talkshow berthema ‘UMKM Bangkit Optimis dengan Digitalisasi’ yang digelar oleh Bank Indonesia kantor perwakilan NTT, Kamis (28/4/2022) pagi di kantor BI di bilangan El Tari Kupang menyerukan semua pihak untuk mencintai produk-produk UMKM. Bukti kecintaan terhadap produk UMKM adalah dengan cara membeli produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM.
“Kita mesti mencintai produk kita dulu sebelum dibawa keluar. Kita pakai dulu, tes apa yang kurang. Bicara tentang UMKM, kita sedang bicara tentang diri kita sendiri. Apakah saya bangga dengan produk saya? Produk-produk inilah yang menjadi identitas saya. Kalau kita punya mimpi seperti itu, produk-produk UMKM yang diproduksi akan terpakai semua dan mereka akan maju. Produk UMKM kita walaupun tidak enak harus kita makan. Lebih baik uangnya dikasi kesitu daripada dikasi ke tempat lain. Nasionalisme kita mestinya mengalahkan cita rasa kita. Nasionalisme kita harus ditandai dengan mencintai produk kita. Sepintar apapun manusia kalau dia tidak punya cinta, dia ibarat manusia kering, manusia tidak berguna,”tegas Gubernur Viktor sembari meminta kepada semua yang hadir untuk wajib berbelanja pada setiap gerai UMKM.
Dia lantas menuturkan bahwa dalam setiap kunjungan kerjanya ke daerah, dia selalu memborong seluruh hasil tenunan yang dihasilkan mama-mama. Baginya itu bukan sengaja dilakukan agar menuai pujian dari banyak orang, melainkan dengan dia berbelanja pada UMKM itu, maka dia sudah menghidupi mereka. “Dan ini juga sebagai bukti saya menghargai serta saya memberikan penghormatan kepada mereka yang sudah berkontribusi secara intelektual. Kita harus mampu untuk menjadi bagian dari pembangunan. Itu ciri khas manusia pemimpin. Nilai intelektual itu tidak gampang dan tidak semua orang begitu. Itulah kenapa saya datang dimana saja akan beli,”tegas Viktor sembari berharap agar karya-karya intelektual ini harus dinarasikan secara baik agar tercatat sebagai sebuah bukti sejarah. Jika sudah dinarasikan maka akan berdampak pada nilai ekonomis sebuah karya intelektual. “Kita harus membangun narasi tentang peradaban kita,”ujar orang nomor satu di NTT itu.
Tak sekali dia mengingatkan agar semua pihak bekerja secara kolaboratif karena ketika semua sistem berkolaborasi secra baik maka akan sangat membantu sektor UMKM. “Itu menujukkan bahwa peradaban NTT sedang naik. Ketika semua menggunakan produk UMKM, maka tandanya kita sedang menghidupi daerah lain. Sebagai gubernur, saya akan terus mendorong pertumbuhan UMKM. Dan saya pun berkepentingan dengan kualitas serta menciptakan pasar bagi mereka,”ujar Viktor lagi.
Sebuah negara meurutnya akan kuat jika sektor UMKM-nya kuat. Dia mencontohkan kemarin ketika COVID, dan banyak perusahaan berskala besar gulung tikar, namun sektor UMKM tetap survive. “Jika sebuah negara pertumbuhan ekonominya datang dari UMKM maka fondasinya akan sangat kuat. Bank-bank besar di Amerika sedang berubah menjadi bank UMKM. Karena itu saya berterimakasih kepada BI dan OJK yang terus mendorong sehingga UMKM menjadi sektor garapan yang menggairahkan,”demikian Viktor.
Hadir sebagai narasumber dalam talkshow ini, sejumlah pejabat yakni Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala OJK, Robert Sianipar, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dan Ketua Umum KADIN NTT, Bobby Lianto.
Dipandu oleh Pemred Pos Kupang, Hasyim Ashari, Kepala BI NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja menegaskan bahwa jika UMKM yang akan dikembangkan maka ada tiga pilar yang harus diperhatikan yakni penguatan kelembagaan. Kedua, membangun kapasitas UMKM itu, atau sering disebut capacity building. “Kita sudah ada BI Young Entrepreneur School. Di sekolah ini kita ajarkan bagaimana dia memulai, berkomitmen menjadi seorang entrepreneur. Bagaimana dia berproduksi, kemasan, akses kepada pemasaran, akses pada digitalisasi. Sudah 107 peserta yang lulus,”tegas Nyoman. Sedangkan pilar ketiga, akses kepada pembiayaan. Dia berharap dengan sinergi dan kolaborasi yang baik ini bisa membangun UMKM di NTT naik kelas.
Sementara Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho saat itu menjelaskan peranan Bank NTT sebagai agen pembangunan tentu menjembatani program pemerintah secara baik. “Sebagai salah satu agen of development yang menterjemahkan berbagai program pemerintah maka Bank NTT harus melakukan langkah cerdas. Beberapa hal sudah kami lakukan untuk selaras dengan OJK dan BI untuk regulasi maupun program. Baik itu terkait dengan stimulus dengan Pemerintah maupun Pemprov. Kita terus bekerja untuk aksesibility,”tegas Alex.
Kemudahan-kemudahan terhadap akses layanan perbankan mereka hadirkan, terutama dengan skim Kredit Mikro Merdeka, dengan tagline tanpa agunan, tanpa bunga dan bebas rentenir. “Karena itu skim kredit Merdeka yang digagas oleh Pak Gubernur, kita bersama-ama dengan OJK dan Biro Ekonomi, bagaimana membebaskan UMKM kita dari belenggu rentenir. Inilah salah satu strategi yang jadi penopang bagi ekonomi di NTT,”tegas Alex. (*/BN/MS)