KEFAMENANU, berandanusantara.com – Posyandu menjadi salah satu aktivitas dalam upaya pencegahan stunting. Kegiatan monitoring pertumbuhan rutin pun menjadi bagian dalam menemu kenali lebih dini kejadian stunting dan permasalahan pertumbuhan anak.
Selanjutnya menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan yang sesuai kebutuhan dalam pencegahan stunting.
Lebih dari 74 posyandu yang ada di Kabupaten Kupang, TTS, dan TTU kini berinovasi dengan memanfaatkan pekarangan posyandu untuk kegiatan KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari).
“Katong (kami) banyak tanam aneka sayur seperti pakcoy, kangkung, bayam merah, tomat, dan lainnya, kami juga dapat kolam dan bibit lele, sekarang Beta su punya pangan sehat buat anak-anak,” jelas Mama Riska, ketua kader posyandu.
Menurutnya ini sangat bermanfaat, utamanya dalam mendukung kegiatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang menjadi salah satu kegiatan yang ada di posyandu.
Kemudahan dalam penyediaan akses pangan sehat bagi posyandu diharapkan dapat menstimulasi peserta posyandu, menghadirkan pola pangan sehat bagi anak-anak. Kegiatan di posyandu selain makan dan masak bersama biasanya dimulai dengan edukasi bahan pangan yang digunakan.
“KRPL berbasis posyandu, menjadi inovasi tersendiri utamanya bagi desa dampingan program, karena praktik ini baru dimulai,” terang Herdiansah Direktur Dompet Dhuafa Sosial Enterprise.
Kegiatan ini tidak lepas dari kegiatan kemitraan cegah stunting. Kolaborasi multipihak antara PTTEP, Setwapres RI, dan pemerintah daerah di NTT.
“Kami senang, melihat ibu-ibu kader dan peserta posyandu memelihara dan panen bersama sayuran dan lele yang telah di berikan, kami berharap semua anak-anak kita semakin sehat, dan menjadi SDM unggul di masa yang akan datang,” tandas Irwan Mardelis, Public Affairs PTTEP Indonesia. (*/BN)