KUPANG, berandanusantara.com – Meski perekonomian nasional dan daerah belum sepenuhnya pulih akibat gempuran Covid-19 ditambah varian baru Omicron, namun Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) tetap menunjukan eksistensinya.
Dikomandani Direktur Utama Harry Aleksander Riwu Kaho, para pengurus terus bekerja keras melakukan ekspansi dan inovasi guna menunjang upaya Bank bermoto “Melayani Lebih Sungguh” itu menjadi bank yang tetap dipercaya, serta berkontribusi bagi kemajuan daerah.
Lewat berbagai gebrakan cerdas, sejumlah target yang diberikan para pemegang saham mampu dikerjakan dengan baik oleh para pengurus. Alhasil, Bank NTT tidak saja memenuhi target dalam hal laba dan pemasukan lain, namun banyak mencetak prestasi sehingga diakui di skala nasional.
Dengan soliditas yang terbangun antara Direksi, Komisaris bahkan seluruh Karyawan di Bank NTT membuat pertumbuhannya cukup gemilang. Terbukti, baru dua bulan berjalan di tahun 2022, Bank NTT telah mengumpulkan laba sementara sebesar Rp98 Miliar.
Direktur Utama Bank NTT Harry Aleksander Riwu Kaho, Selasa (15/3/2022) saat acara penyerahan penyertaan modal dari Pemerintah Kota Kupang kepada Bank NTT mengungkapkan, bahwa oprimisme yang terbangun selama ini memberikan dampak yang sangat luar biasa terhadap penataan kelembagaan dan kinerja.
“Langkah-langkah pembenahan dan penguatan SDM, refocusing bisnis dan revitasliasasi berbagai unit menjadi bagian dari strategi manajemen untuk mencapai kinerja yang membanggakan,” jelas Riwu Kaho.
Memang disadari, kata Riwu Kaho, bahwa bantalan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal pada Bank NTT berada pada level yang sangat sehat yakni 25 persen dari ketentuan 8 persen ditambah toleransi 3 persen atau total 11 persen. Rasio kecukupan modal ini sangat penting bagi lembaga perbankan bisa terhindar dari berbagai resiko.
Dengan kekuatan rasio kecukupan modal yang dimiliki Bank NTT cuku kuat dan ekspansi kredit yang sangat agresif, tambah Riwu Kaho, berbagai resiko yang dialami selama masa pandemi Covid-19 bisa diminimalisir. Termasuk, kehilangan peluang pendapatan karena kebijakan restrukturisasi kredit yang perbulannya bisa mencapai Rp40 Miliar.
Pada kesempatan itu, Riwu Kaho berjanji bahwa Bank NTT akan terus memaksimalkan kontribusi terhadap pembangunan daerah lewat berbagai langkah. Semisal, melalui festival binaan Bank NTT yang telah berhasil dilakukan dalam beberapa tahun terakhir. Disamping itu, melalui pemberdayaan UMKM melalui Kredit Mikro Merdeka serta CSR.
“Lewat kepercayaan yang diberikan oleh seluruh pemegang saham dan masyarakat, kami berkomitmen akan terus memaksimalkan kinerja agar dapat dipertanggunjawabkan demi kemajuan daerah,” pungkasnya. (BN)