KUPANG, berandanusantara.com – Manajemen Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), akhirnya meminta maaf kepada nasabah bernama Cici Clardian yang mendapat perlakuan kasar oleh pegawai.
Pihak BNI Cabang Waingapu Senin (16/8/2021) kemarin langsung mendatangi kediaman Cici Clardian. Setelah bertemu, baik pihak BNI Cabang Waingapu maupun Cici sepakat untuk berdamai.
“Kami sudah bertemu dengan Cici dan sudah menyampaikan permintaan maaf langsung kepada Cici,” kata Kepala Cabang BNI Cabang Wakngapu, Markus Riwu, Rabu (18/8/2021) melalui sambungan seluler.
Menurutnya, Cici Clardian sebagai nasabah yang merasa dirugikan menerima permintaan maaf dari pihak BNI Cabang Waingapu. Markus juga berjanji akan memperbaiki pelayanan.
“Kami akan melakukan pembenahan secara internal, agar kejadian ini tidak terulang lagi,” ucapnya.
Ditambahkan, pihaknya selalu mengingatkan kepada seluruh karyawan/karyawati pada semua jenjang mulai dari yang paling tinggi hingga pada level bawah, untuk selalu menerapkan pelayanan sesuai standar yang selama ini diterapkan BNI.
Sementara itu, Cici Clardian yang dihubungi membenarkan adanya pertemuan bersama pihak BNI Cabang Waigapu. Dia juga mengaku telah menerima permintaan maaf yang disampaikan.
“Saya menerima permintaan maaf tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, oknum pegawai Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan tindakan yang tidak mencerminkan pelayanan perbankan sesungguhnya.
Cici Clardian, mahasiswi Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, ketika saat mengurus Beasiswa Prestasi di Bank BNI Cabang Waingapu, Senin (16/8/2021), mendapat perlakuan tidak mengenakan dari oknum pegawai BNI Cabang Waingapu.
Cici menjelaskan, awalnya dirinya mendapatkan beasiswa sejak masih duduk di bangku SMK pada tahun 2020 lalu. Namun, proses pencairan baru dilakukan pada tahun 2021, karena baru mendapatkan Surat Keputusan (SK) dari kementrian pada bulan Mei 2021 lalu.
“Awalnya dari pihak sekolah bilang beasiswa akan dikirim melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI) tetapi itu sangat membingungkan. Ketika kami pergi ke BRI, mereka bilang itu rekening Bank BNI jadi harus dilakukan disana,” ujar Cici kepada wartawan melalui sambungan seluler.
Mengetahui itu, Cici langsung mendatangi Bank BNI untuk mengurus uang beasiswa prestasi miliknya. Tiba di Bank, dirinya langsung menghadap salah satu CS Bank BNI untuk menjelaskan maksud dan tujuannya datang ke Bank BNI.
“Saya belum jelaskan, dia langsung hardik-hardik berkas saya, dan bertanya dengan nada kasar bahwa, kau ini siapa? Kau dari mana sebenanrnya,” jelas Cici menirukan pekataan teller Bank BNI.
Dia menjelaskan, dirinya sangat kesal dan merasa tidak dihargai, karena pelayanan pihak Bank BNI yang sangat tidak manusiasiawi kepada nasabah bank.
“Karena saya mau jelaskan kronologisnya, tetapi dia perlakukan saya dengan cara yang sangat tidak pantas dilakukan oleh seorang pegawai bank, dan langsung hardik berkas saya,” ungkapnya.
Dia bahkan menegaskan, pegawai bank BNI sangat kasar. Karena dirinya menilai bahwa tidak adanya tata krama yang baik dari pegawai terhadap nasabah.
“Dia sangat kasar dan tata kramanya itu hampir tidak ada. Mungkin dia lihat saya badan kecil jadi berpikir bahwa saya masih anak kecil,” tegasnya dengan nada kesal.
Kiki menambahkan, seharusnya menghargai orang bukan dinilai dari segi penampinan dan usia. Dengan masalah itu, Kiki memutuskan untuk tidak lanjut mengurus uang beasiswanya di Bank BNI.
“Saya tidak mau lanjut urus lagi. Karena mereka tidak bertanggung jawab sama sekali. Dia sudah hardik berkas saya, kata-katanya juga sangat kasar dan tidak sopan. Saya malu sekali,” pungkasnya. (*BN/KN)