KEFAMENANU, berandanusantara.com – Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) Nusa Tenggara Timur, Paulinus Efi geram dengan proses seleksi pegawai tidak tetap (PTT) di lingkungan pemerintah kabupaten TTU yang dinilainya sangat lamban.
Menurut Paul Efi, Pemda TTU seakan tak peduli dengan pendidikan dan kesehatan di daerah ini.
Ia mengungkapkan, hal ini berdampak tidak baik pada efektivitas kegiatan pembelajaran di sekolah dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di kabupaten TTU jadi amburadul.
“Saya menilai bahwa proses seleksi PTT kali ini sangat lamban dan terkesan pemerintah TTU sangat tidak peduli dengan nasib pendidikan. Bagaimana mungkin sudah 2 bulan peserta didik ke sekolah namun karena kurangnya tenaga guru maka proses belajar mengajar tidak bisa berjalan maksimal. Selain itu nasib para guru yang hari ini dirumahkan juga menjadi tidak jelas,” tegasnya.
Paulinus pun menyampaikan bahwa salah satu faktor yang menghambat aktivitas belajar mengajar di sekolah adalah jumlah guru yang berstatus ASN sangat terbatas sehingga apabila proses seleksi PTT berjalan lamban seperti sekarang ini akan merugikan banyak pihak.
“Jumlah guru ASN tiap sekolah masih terbatas. Bagaimana bisa mengajar dengan efektif di sekolah yang jumlah rombongan belajarnya (rombel) sangat banyak, padahal beberapa saat lagi anak-anak harus persiapan ujian akhir. Saya kira ini tidak bisa dibiarkan berlarut hanya karena SK bupati tak kunjung datang,” tegasnya.
Oleh karena itu, legislator asal daerah pemilihan (Dapil) IV ini secara tegas meminta agar pemerintah TTU segera mengambil langkah dan solusi konkret untuk mengatasi persoalan – persoalan pendidikan dan kesehatan di TTU. Ia mengatakan bahwa evaluasi PTT seharusnya dilakukan di akhir tahun sehingga tidak mengganggu pelayanan kepada masyarakat.
“Saya lebih menaruh perhatian pada pendidikan dan kesehatan karena sangat fatal kalau terus dibiarkan terus seperti ini. Saran saya Pemda segera ambil sikap untuk mengisi atau mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Silahkan proses seleksi terus berjalan namun prinsipnya anak didik dan pelayanan kepada masyarakat tidak boleh dikorbankan,” katanya
“Hal yang tidak kalah penting juga pada kesehatan. Pustu dan puskesmas hari ini kosong karena ketiadaan tenaga medis. Bagaimana kita menekan kasus DBD yang hari ini angkanya terus meningkat,” ujar Paulinus.
Paulinus berharap, Pemkab TTU benar-benar harus transparan dan profesional, dengan tidak mengikutsertakan sentimen politik dalam proses perekrutan PTT ini.
“Ada begitu banyak guru dan tenaga kesehatan yang sudah mengabdi bertahun-tahun, dan khusus untuk guru ada yang sudah bersertigikasi. Semoga pemda benar-benar arif dan bijaksana serta transparan dan profesional dalam perekrutan PTT di kabupaten TTU ini,” pungkas Paulinus. (Vian Anunu/BN)